ivaa-online.org
PELAKU SENI

Amrus Natalsya

Amrus Natalsya lahir pada 21 Oktober 1993, di Medan, Sumatera Utara. Pada tahun 1954, Ia memulai pendidikan seni di ASRI Yogyakarta. Sejak saat itu Amrus mulai menghasilkan karya berupa patung dan lukisan. Patung hasil karya Amrus dikenal memiliki gaya yang unik. Gaya yang digunakan Amrus dinilai merupakan kombinasi antara memahat dan membentuk patung yang disertai elemen dari Batak, dengan sentuhan "revolutionary realism". Amrus juga dikenal sering mengangkat tema sosial dan kesulitan yang dihadapi manusia sehari-hari dalam karyanya. Di tahun 1955, patung hasil karya pertama Amrus yang berjudul ‘Orang Buta yang Terlupakan’ dibeli oleh Presiden Soekarno ketika dipamerkan dalam "LUSTRUM Pertama Asri" di Sono Budoyo, Yogyakarta. Presiden Soekarno kemudian juga mengkoleksi karya Amrus lainnya yang berjudul "Kawan-kawanku". Karya Amrus kemudian sering ditampilkan dalam berbagai pameran, seperti: Pameran tunggal di Taman Merdeka Utara, Jakarta (1955); Pameran Lukisan di Wina, Austria (1955); Pameran "Konferensi Asia Afrika" di Bandung (1955); Pameran Bersama mahasiswa ASRI (1961-1963); Pameran Tunggal di Galeri Lontar, Jakarta (1995); karya terbaik dalam Pameran Patung Kontemporer "Trienale Jakarta II" (1998); Pameran "Kepedulian Sesama Pelukis" di Galeri 678, Jakarta (2000); dan Pameran Tunggal “Kampung dan Metropolitan” di Galeri 678, Jakarta (2000).

Di tahun 1961, Amrus bersama beberapa seniman lain dari ASRI (Isa Hasanda, Misbach Thamrin, dan Joko Pekik) mendirikan Lembaga Seni bernama Sanggar Bumi Tarung. Sanggar tersebut berada di bawah naungan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), yang berkaitan erat dengan Partai Komunis Indonesia. Karena hal itu, selama tahun 1968 - 1973, Amrus menjadi tahanan politik karena dianggap mendukung PKI. Setelah dibebaskan dari penjara, Amrus sempat kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan seni. Baru setelah adanya Reformasi di tahun 1998, Amrus menjadi lebih aktif dalam berkarya. Pada tahun 2008, Amrus bersama seniman yang dulu aktif di Sanggar Bumi tarung mengadakan Pameran Seni Rupa ke 2 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta. Seniman yang terlibat dalam pameran tersebut antara lain Djoko Pekik, Misbach Tamrin, Isa Hasanda, Adrianus Gumelar, Hardjija Pudjanadi, Sudiyono SP, Sabri Jamal, Dj. M. Gultom, Muryono, dan Sudjatmoko.

(profil ini ditulis pada November 2016)

sumber:

https://www.rem.routledge.com/articles/natalsya-amrus-1933

https://www.itb.ac.id/news/2174.xhtml

http://roesman.blogspot.co.id/2010/07/amrus-natalsya-membangun-seni-untuk_07.html

 

JUDUL TAHUN PEMBUATAN
Tidak ada data