ivaa-online.org
PELAKU SENI

F Sigit Santoso

F. Sigit Santoso lahir di Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1964. Di tahun 1993, Sigit menyelesaikan pendidikan seninya di Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Karya Sigit pertama kali mengikuti pameran bersama pada tahun 2001, dalam  “Kecil Itu Indah 9”, di Edwin’s Gallery, Jakarta dan “Art Singapore – Contemporary Asian Art Exhibition”, di Singapura. Mulai sejak saat itu, karya Sigit sering dtampilkan di berbagai pameran bersama di Indonesia. Karya Sigit pertama kali mengikuti pameran di luar negeri pada tahun 2003 dalam pameran bersama “Passion: Etno-Identity” di Beijing dan Shanghai, Cina. Sigit melakukan pameran tunggal pertama kali pada tahun 2003, dengan judul “Pain Think”di Edwin’s Gallery, Jakarta. Pameran tunggal Sigit lainnya antara lain: “Paradoks Batas” di Edwin’s Gallery, Jakarta (2005) dan “Jejak Sapuan Seorang Guru” di Bentara Budaya, Jakarta (2015).

Sigit beberapa kali telah menerima penghargaan, yaitu: Karya Terbaik Dies natalis ISI V, Yogyakarta (1990), Karya Terbaik Festival Mahasiswa Seni se-Indonesia, Yogyakarta (1992), Karya Terbaik Biennale IV Yogyakarta (1994), 10 Lukisan Terbaik “The Phillip Morris group Indonesian Art Awards (1994), Finalis “The 2006 Sovereign Asian Art Prize”, Hong Kong, dan Finalis “The 2007 Sovereign Asian Art Priza”, Hong Kong.

Asikin Hasan, kurator pameran bersama "Arus” (Jakarta, 2016), menilai Sigit adalah salah satu perupa dari generasi yang tumbuh di antara era 1980-an dan 1990-an. Pada masa itu mayoritas seniman berorientasi pada karya seni yang membawa pesan moral, sosial dan kebaikan bagi masyarakat. Hal tersebut yang dinilai selalu menjadi bagian dari jati diri seniman, yang dapat mampu mendorong perubahan, baik secara personal, sosial, maupun kultural. Karya Sigit yang berjudul LI(F)E dalam pameran tersebut memberikan pesan lugas tentang persoalan jati diri seorang seniman. Dalam lukisan tersebut terdapat seseorang yang memegang kuas dan cat yang telah digoreskan menutup tepat di huruf "F" dalam kata LIFE yang terletak didepan mukanya. Karya tersebut dinilai menyampaikan pesan tentang seni yang seharusnya memiliki nilai yang tegas, serta seniman sudah seharusnya berbicara tentang kebenaran.

(profil ini ditulis Agustus, 2016)

http://www.mediaindonesia.com/news/read/45356/arus-seni-rupa-di-aras-moralitas/2016-05-15

https://sahabatgallery.wordpress.com/2009/01/30/f-sigit-santoso/

http://akarpadinews.com/read/seni-hiburan/manifesto-arus-seni-rupa-kontemporer

JUDUL TAHUN PEMBUATAN
Tidak ada data