Selama perang kemerdekaan di Indonesia 1945-1949, Suromo aktif sebagai seniman dan juga aktif menulis. Di majalah 'Mimbar Indonesia' tahun 1949, ia menulis tentang teknik melukis sebagai ekspresi yang dipengaruhi oleh keadaan di suatu zaman. Menurutnya, hal yang penting tentang lukisan adalah sepenuhnya mengosongkan isi hati seniman. Ketika kebanyakan seniman pindah ke Yogyakarta, ibukota Pemerintah Indonesia selama perang, Suromo pergi ke Solo dan bergabung dengan Balai Penerangan Tentara Divisi IV. Pada tahun 1946 Suromo menjadi anggota Seniman Indonesia Moeda (SIM) di Solo, dan kemudian pindah ke Yogyakarta. Dari 1948 hingga 1949 ia bergabung dengan majalah 'Seniman' dan pada tahun 1950 menjadi ketua Himpunan Budaja Surakarta (HBS). Ia mengajar di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta pada tahun 1951. Suromo membuat banyak karya grafis cukil kayu mengenai kehidupan sehari-hari dan perjuangan rakyat. Pada tahun 1956 ia dianugerahi oleh Badan Musjawarat Kebudayaan Nasional (BMKN) atas karya-karya seni grafisnya. Dia berpartisipasi dalam beberapa pameran kelompok dan mengadakan satu pameran tunggal di Galeri Lontar di Jakarta pada tahun 1998.
Suromo meninggal di Yogyakarta pada 24 Januari 2003.
Event | Date and location |
---|---|
Pameran "Nostalgia" |
22-31 Jul 1994 @ Edwin's Gallery |
Jambore Seni Rupa Nasional V |
20 Sep-01 Oct 2000 @ Pasar Seni Ancol |
Pathways |
25 Nov-20 Dec 2009 @ The National Gallery, Thailand |