Berangkat dari gagasan awal menciptakan sebuah situasi dimana orang-orang didalamnya akan berinteraksi dan bereaksi dengan situasi spesifik tersebut, serta mempertanyakan batas-batas dan inter-relasi antara karya/obyek seni, seni, seniman, penonton, dan ruang seni. Dalam situasi spesifik ini spectators (penonton) adalah juga performers (pelaku). Keberadaan obyek/benda (seni) bukanlah menjadi 'produk' akhir dari proses kreatif/berkesenian tetapi lebih dilihat sebagai awal atau medium untuk memulai sebuah interaksi, pertemuan, pengalaman dll. Kita akan melihat/menyikapi situasi, interaksi dimana proses mengalami merupakan hal yang terpenting.

Situasi yang akan dibangun terjadi melalui sebuah acara sederhana, yaitu: jamuan makan malam, dalam malam pembukaan. Makan dan makanan dalam budaya kita punya fungsi yang penting untuk memediasi energi dari kelahiran, kehidupan, hingga kematian. Sebuah jamuan makan (bagi siapapun yang hadir pada hari pembukaan) dijadikan sebagai salah satu medium untuk menciptakan sebuah pertemuan, kejadian-kejadian, interaksi antar individu dan benda-benda yang hadir didalamnya. Ruang disikapi bukan sebagai dinding galeri semata yang harus difungsikan untuk menggantung/menaruh sebuah obyek atau benda seni.

• Lekker Eten Zenden Betalen

• Ade Darmawan
• Anggun Priambodo
• Bondan Nusantara
• Farah Wardani
• Hafiz Rancajale
• Elim Welisangiang
• Henry Foundation
• Indra Ameng
• Irwan Ahmett
• Lilia Nursita
• oscart dekemano
• Mushowir
• Ronny Agustinus
• Teresa Stok
• Reza "Asung" Afisina

• ruangrupa