PERISTIWA SENI
Tanggal Penyelenggaraan | : |
3 Mar 2003@IVAA |
Kategori Peristiwa | : | Lain-lain |
Deskripsi | : |
Sapto Raharjo terlibat di dalam Pameran Seni Kepribadian Apa yang pertama di Art Gallery Senisono pada 1977. Ia terlibat beserta teman-temannya yang lain, seperti Bonyong Munni Ardhi, Ronald Manullang, Gendut Riyanto, dan lainnya. Orang-orang yang ikut andil tidak hanya dari STSRI saja, tetapi juga ada wartawan, penyair, dan pemusik. Tema yang diangkat dalam pameran ini mengenai kebebasan, selanjutnya kebebasan tersebut dituangkan dalam karyanya masing-masing. Pameran ini hanya berlangsung sehari, sebab ada materi pameran yang tidak disetujui oleh pihak aparat karena tidak sesuai dengan “sopan santun”. Pembatalan pameran tanpa alasan yang jelas dan tidak ada surat pembatalan dari kepolisian. Kemudian, Seni Kepribadian Apa yang merupakan judul pameran digunakan sebagai nama kelompok, yaitu PIPA (Kepribadian Apa). Komunitas ini melahirkan seni rupa baru yang merupakan gerakan yang memprotes kaidah atau dogma yang harus dijalani dalam seni rupa. Menurut Sapto Raharjo, kesenian tidak bisa didefinisikan dan redefinisi oleh PIPA bukan hanya teori, melainkan langsung praktik menunjukkan hasilnya. Misalnya, keindahan tidak harus gambar bunga, mungkin malah sebaliknya. Gambar realis yang dipamerkan tidak harus gambar candi, tetapi sudut kota yang kumuh bisa jadi karya yang bagus juga. Intinya, karya seni tidak melulu lukisan, patung, bahkan barang rumah tangga pun dapat dijadikan konsep yang dipajang di ruang pameran dan akhirnya menjadi karya seni. Pameran oleh Kelompok Seni Pipa kedua juga berlangsung di Art Gallery Senisono pada 1979. Pada saat itu terjadi perdebatan dalam forum dan disimpulkan bahwa tradisi sebuah generasi adalah apa yang ada di sekitarnya. Segala macam hal diperdebatkan, termasuk karya-karya yang akan dipajang. Pameran berlangsung dengan memadupadankan seni musik, seni rupa, dan seni teater dalam ruang multimedia. Menurut Sapto Raharjo, saat ini atau 26 tahun kemudian, seniman yang dahulu tergabung dalam kelompok PIPA masih berkecimpung di dunia seni. Misalnya, Bonyong Munni Ardhi meskipun baru saja pensiun dari dosen STSRI, masih tetap menggambar dan ia sendiri dalam usia 48 tahun masih menggarap musik kontemporer. (TS)
Arsip audio wawancara ini dapat diakses dengan menghubungi arsiparis IVAA melalui email archive@ivaa-online.org |
Karya Seni Terkait | : | |
Pelaku Seni Terkait | : |
Judul Dokumen | Tahun Terbit |
---|