PERISTIWA SENI
Tanggal Penyelenggaraan | : |
9 Mar 2003@Taman Budaya Yogyakarta |
Kategori Peristiwa | : | Lain-lain |
Deskripsi | : |
Rekaman kaset 1 ini berisi paparan dari tim kurator CP Open Biennale 2003 (Jim Supangkat, Rizki A. Zaelani, dan Asmudjo J. Irianto) dan tim penanggap (Suwarno Wisetrotomo dan Agung Kurniawan) yang membahas mengenai konsep event ini. Berdurasi 1 jam 32 menit, diskusi ini dimoderatori oleh Rain Rosidi dan diselenggarakan pada 17 Januari 2003. Jim Supangkat sebagai kepala kurator CP Open Biennale 2003 memaparkan beberapa poin terkait event ini: (1) platform yang digunakan adalah Biennale internasional; (2) tidak dimaksudkan untuk menampilkan report perkembangan dua tahunan terakhir seni rupa, sebagaimana Biennale pada umumnya; (3) “mengawinkan” dua sistem dalam “pameran besar”, yaitu sistem Biennale dengan kurasi yang cukup ketat, tetapi juga membuka peluang kepada seniman lain untuk mengajukan diri menjadi peserta; (4) mengangkat tema Interpellation; (5) dibingkai dalam karya visual art; (6) karya-karya yang dipilih adalah karya yang mengandung pernyataan: ada sifat kritikal, bereaksi terhadap nilai-nilai bersama, sehingga tidak sepenuhnya merayakan kebersamaan walaupun berangkat dari kehidupan bersama. Sementara itu, Rizki menyampaikan bahwa CP Biennale kali ini ingin memeriksa kembali persepsi mengenai apa seni rupa Indonesia itu. Event ini juga ingin melihat kembali praktik seni rupa Indonesia dengan tujuan membuat identifikasi baru secara lebih kritis. Sedangkan Asmudjo, melalui tanggapan pada sesi tanya-jawab, menjelaskan bahwa yang ingin diberikan dari CP Open Biennale I ini adalah keragaman. Dari tim penanggap, Suwarno menyampaikan harapannya bahwa event ini mampu menjadi wadah representasi karya seniman/kelompok seniman yang bisa memprovokasi perubahan atau memberikan pencerahan serta—terkait tajuk Interpellation-nya—menyidik dan mengidentifikasi problem visual art yang kelak bisa menjadi sandaran dalam melihat gejala perkembangannya, baik menyangkut kajian teoretis maupun praktik perupaan. Kemudian, mengambil sudut pandang yang berbeda, Agung berharap, kedepannya CP Biennale bisa melibatkan masyarakat sekitar sebagai penyelenggara event—tidak terbatas pada sekelompok orang, seperti seniman dan kurator—agar event ini bisa menjadi event lokal. Dengan begitu, menurutnya, event ini menjadi masuk akal, menjadi berguna. (DPS) Arsip audio wawancara ini dapat diakses dengan menghubungi arsiparis IVAA melalui email archive@ivaa-online.org |
Karya Seni Terkait | : | |
Pelaku Seni Terkait | : |
Judul Dokumen | Tahun Terbit |
---|