ivaa-online.org

PERISTIWA SENI

Wawancara dengan Bonyong Munni Ardhi

Tanggal Penyelenggaraan : 21-24 Jun 1998@IVAA
Kategori Peristiwa : Lain-lain
Deskripsi :

Bonyong menjelaskan mengenai perbedaan seni rupa modern dengan seni rupa kontemporer sebagai berikut; 1) seni rupa modern adalah seni rupa cenderung menunjukkan demokrasi sikap. Seni rupa modern melihat suatu karya yang jauh ke belakang dan ke depan. Sehingga dapat dikatakan implisit dengan bentuk terselubung. Nilai modern cenderung memuat sikap batin dan kemajuan zaman, bukan hanya fase waktu. 2) Seni rupa kontemporer merupakan seni rupa yang menunjukkan jaman sekarang atau mengatasnamakan nilai-nilai saat ini. Contohnya, lukisan tradisional Gareng yang dibuat sekarang bukanlah kontemporer, tetapi lukisan tradisional Gareng yang memakai jeans dan naik kapal terbang disebut kontemporer. Kontemporer bukanlah hal yang klasik. Selanjutnya, Bonyong berbicara mengenai Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB). GSRB memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan seni rupa Indonesia. GSRB merupakan gerakan yang sistematis dan memiliki strategi.

GSRB menggaung ketika beberapa mahasiswa ASRI diskors oleh para dosen. Hal tersebut terjadi karena ketersinggungan secara langsung yang dirasakan para dosen. Peristiwa bermula saat diskusi di sebuah biennale. Menurut Bonyong, para mahasiswa yang termasuk dirinya menolak hasil pemilihan juri yang memenangkan karya para dosen, seperti  Widayat, Alibasyah, dan lain-lain. Konsepsi juri kurang jelas mengenai kriteria pemenang. Bonyong menyuarakan bahwa kesenian tidak boleh dinilai bagus dan jelek. Misal pun harus ada penilaian, dasarnya yang digunakan menilai harus jelas. Kemudian Bonyong berpendapat mengenai polemik seni rupa kontemporer yang melibatkan instalasi, performance art, dan happening art

Terjadinya polemik di seni rupa kontemporer tersebut dikarenakan batasan mengenai formulasi kurang jelas. Bonyong mencontohkan seni instalasi, misalnya yang dilakukan seniman hanyalah menempel-nempel benda atau mereka memang benar bisa memahami pengertian instalasi sesuai formulanya. Bonyong mengatakan bahwa terdapat banyak tantangan dalam membuat karya instalasi. Seputar kolektor, Bonyong berpendapat bahwa baginya kolektor tidaklah penting. Kolektor merupakan sosok di luar diri seniman. Hal terbaik adalah bagaimana seniman bisa berkreasi. Kemudian, menyinggung peran aparat keamanan dalam pameran seni kontemporer, Bonyong mengutarakan bahwa kerancuan terjadi karena aparat tidak menguasai penangan. Aparat selalu bergerak di luar konteks atau pemahaman aparat keamanan mengenai kesenian terasa masih kurang. (TS)

Arsip audio wawancara ini dapat diakses dengan menghubungi arsiparis IVAA melalui email archive@ivaa-online.org

 

Karya Seni Terkait :
Pelaku Seni Terkait :

Koleksi Dokumen

Judul Dokumen Tahun Terbit