ivaa-online.org

PERISTIWA SENI

Seni Serat dalam Dinamika Seni Rupa

Tanggal Penyelenggaraan : 9 Mar 2016@IVAA
Kategori Peristiwa : Lain-lain
Deskripsi :

Seni serat masih termarginalkan dan belum mendapat apresiasi yang tinggi dalam jagat seni rupa di Indonesia. Aprina Murwanti memaparkan permasalahan tersebut dalam acara Jamasan (Jagongan Malam Santai) dalam rangkaian kegiatan Fiber Face 4 di Yogyakarta. Menurut Aprina, seni rupa kontemporer mencoba meleburkan batas-batas karena adanya hierarki seni (seni tinggi dan seni rendah).

Pengembangan seni serat Indonesia dapat kembali kepada tradisi, karena ia tumbuh dalam tradisi masyarakat. Menurut Aprina, seni serat tidak bicara pada medium tertentu, tetapi bergerak dan mengurai rasa pada medium tersebut. Dalam hal ini, medium dan keterampilan bukan hanya sebagai kendaraan yang dipinjam, medium yang dipakai dapat memicu akal dan kreativitas dan dapat dijadikan sebagai pengubah cerita yang digunakan untuk bernegosiasi dengan isu serta waktu. Seni serat hendaknya dapat melihat akar tradisi yang sudah berjalan sejak lama dan menjadi jembatan penghubung antara praktik tradisional dan kontemporer. Bangsa ini memiliki sesuatu yang berbeda dan kaya jika dibandingkan dengan Barat. Hal tersebut perlu dijaga baik-baik sehingga ke mana pun seni serat bergerak, akan kembali ke jati diri bangsa ini.

Bambang “Toko” Witjaksono sebagai pembicara kedua menguraikan bahwa ketika berbicara seni kontemporer, maka seharusnya tidak ada batasan, semuanya melebur. Berangkat dari pemahaman bahwa seni serat itu berawal dari material yang didapat dari alam, material memiliki karakter, kemudian dalam konteks teknis, ada proses membentuk, mengolah, menyusun pilihannya. Bambang “Toko” menegaskan bahwa pembahasan seni serat lebih kepada kultur, mengolah sesuatu bukan hanya pada materialnya, tetapi ada “laku” dalam penciptaannya karena sejatinya seni serat adalah sebuah karya. Seni serat mampu membuat sejarah sendiri, tidak harus terpaku pada Barat. Dari rangkaian diskusi ini, seni serat masih kesulitan mencari definisi yang presisi dalam dinamika seni kontemporer, tetapi yang dapat dipahami adalah kembali kepada esensinya bahwa seni hakikatnya adalah penggunaan dan pengolahan rasa untuk menemukan estetika dari karya yang diciptakan. (RA)

 

Arsip audio wawancara ini dapat diakses dengan menghubungi arsiparis IVAA melalui email archive@ivaa-online.org

Karya Seni Terkait :
Pelaku Seni Terkait :

Koleksi Dokumen

Judul Dokumen Tahun Terbit