ivaa-online.org
PELAKU SENI

Bagong Kussudiardja

Bagong Kussudiardja lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928.  Latar belakang keluarganya berada di garis lingkaran kebangsawanan Kraton Yogyakarta yang membawa Bagong tidak asing dengan dunia kesenian. Bagong dikenal sebagai seniman tari Indonesia yang eksploratif, namun dikenal juga sebagai pelukis yang mendapat banyak penghargaan nasional maupun internasional. Ia belajar melukis secara formal di ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia, sekarang dikenal sebagai Institut Kesenian Indonesia - ISI), Yogyakarta. Di ASRI, Bagong dididik oleh seniman-seniman seperti Sudiarjo, Hendra Gunawan dan Kusnadi. Sebelumnya ia pernah belajar di Taman Siswa, dan setelah dari ASRI Bagong melanjutkan belajar tari modern di Martha Graham, New York, Amerika Serikat.

 

Sebagai seniman tari, Bagong memulai kariernya sebagai penari Jawa klasik di Yogyakarta pada tahun 1954. Ia berkenalan dengan seni tersebut melalui Sekolah Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin oleh Pangeran Tedjokusumo, seorang seniman tari ternama. Bagong mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) pada 5 Maret 1958 dan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja pada 2 Oktober 1978. Selama hidupnya, lebih dari 200 tari telah diciptakan, dalam bentuk tunggal atau massal.

 

Sedangkan sebagai pelukis, karyanya telah dipamerkan di banyak event nasional maupun internasional. Dia telah menerima beberapa penghargaan untuk karya-karyanya, di antaranya Medali Emas dari Paus Paulus VI pada tahun 1973; Satya Lencana Dwija Setia pada tahun 1975; Medali Emas dari Pemerintah Bangladesh pada 1981; Art Award dari Pemerintah Indonesia pada tahun 1985; ASEAN Penghargaan pada tahun 1987; Art Award dari Pemerintah Yogyakarta pada 1988; Penghargaan dari Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada tahun 1992; dan Yogyakarta Lukisan Penghargaan Biennial pada tahun 1988 dan 1992.

Judul Dokumen Tahun Terbit
Article - Tahun Baru Seni Lukis
Tulisan Lepas
1989
Essay - Pergelaran Senilukis Batik "Bandjar Bagong"
Tulisan Lepas
1972
Article - Budaya Kita Budaya Jagongan
Liputan Media Massa
1977
Article - Memasarkan Kesenian Indonesia
Tulisan Lepas
1983
Sebuah Pengakuan Dari Suatu Pengalaman
Liputan Media Massa
1973