ivaa-online.org
PELAKU SENI

Eddi Prabandono

Eddi Prabandono lahir pada 8 Juli 1964, di Pati, Jawa Tengah. Pada tahun 1974, Eddi  mulai mendapat pendidikan di Fakultas Sosial Politik di Universitas 17 Agustus 1945, Semarang. Kemudian di tahun 1990, Eddi mempelajari Desain Interior di Politeknik Jawa Dwipa. Di tahun 1992, Eddi mempelajari seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Eddi kemudian juga beberapa kali mengikuti residensi, yaitu pada: “’98 Nagasawa Art Park Artist-in Residence, The Japan Foundation,” di Awaji City, Jepang (1998); di Maejima Artist Studio Program, The Okinawa Bank, Jepang (2002); “Artist Coming Home - Artist Studio Program NAP” di Awaji City Hyogo, Jepang (2007); dan Residency program di Vermont Studio Center, di Amerika (2010).

Karya Eddi mulai dipamerkan pada tahun 1992, dalam pameran bersama berjudul “Dinamika 1992” di ISI, Yogyakarta, dan “Pasar Seni ITB” di ITB. Pameran tunggal Eddi pertama kali terselenggara pada tahun 1994 di ISI, Yogyakarta, berjudul “Graphic Way. Pameran tunggal Eddi berikutnya antara lain: “Handmade” di Rumah Seni Cemeti, Yogyakarta (1999); “Landscape” di Benda Gallery, Yogyakarta (2000); “Watashi Wo Mite Kudasai” di Maejima Art Center, Jepang (2002); “Mini Series” di Akane Animal Hospital, Jepang (2002); “Asoka” di Rougheryet Gallery, Jepang (2005); “Strategic Presentation: Sculpture Luz, and Illusion” di SIGIarts, Jakarta (2009); “Wonderful Fool” di Red Mill Gallery, Amerika (2010); “After Duchamp : Bicycle Wheel” di Ark Galerie, Jakarta.

Eddi terpilih menjadi  “Indonesian Artist of the year 2011” oleh Majalah Tempo.

Eddi berusaha agar karyanya menjadi menyenangkan dan bisa dinikmati penonton. Menurutnya dengan begitu penonton akan lebih mudah menerima pesan yang berusaha disampaikan. Proses berkarya Eddi dimulai dari pemilihan tema, setelah itu baru memilih media yang akan digunakannya. Karya Eddi yang berjudul “Mohon Doa Restu” yang berupa toilet yang ditinggikan, merupakan salah satu yang dipamerkan pada Bienniale Yogyakarta tahun 2009. Karya tersebut merupakan kritik Eddi terhadap pemerintah kota yang tidak menyediakan toilet umum di ruang publik, terutama di sekitar tempat karyanya dipamerkan, yaitu di 0 km, Yogyakarta.

Di pameran tunggalnya yang berjudul “Strategic Presentasion: Sculpture, Luz and Illusion” (Jakarta, 2009), Eddie menampilkan dua buah patung dan satu lukisan. Patung pertama berwujud kepala seorang anak yang berukuran sangat besar dan terbuat dari tanah liat. Patung satunya adalah sebuah patung dengan bentuk serupa, namun ukurannya jauh lebih kecil dan terbuat dari alluminium. Sedangkan lukisan akrilik diatas kanvas yang terpajang juga menampilkan obyek yang serupa, yaitu kepala seorang anak yang sama. Menurut kurator Hendro Wiyanto, itu adalah cara Eddi untuk mempengaruhi pengalaman para penontonnya melalui karya yang serupa, namun memiliki ukuran dan material yang jauh berbeda. Dengan karya tersebut, Eddi berusaha mengubah presepsi penonton mengenai ruang, serta obyek seni itu sendiri.

(profil ini ditulis Agustus, 2016)

http://www.sinsinfineart.com/eddi-prabandono.html

https://forumceblangceblung.files.wordpress.com/2015/04/eddi-prabandono-profile.pdf

https://www.youtube.com/watch?v=KMktFWd-cKI

http://arteri.search-art.asia/2010/07/13/unterutilised-democracy/