ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Realisme 'Kekejaman'

Tanggal Publikasi : 12 Oktober 2003
Deskripsi :

Di sela-sela program pameran lukisan realisme di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta Pusat yang diselenggarakan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada 24 September-8 Oktober 2003, Merwan Yusuf, seorang kritikus seni dan Ketua Komite Seni Rupa DKJ memberikan beberapa pandangan mengenai sejarah seni rupa. Poin-poinnya antara lain: 1) Sejarah seni rupa dimulai oleh Gustave Courbet (1918-1877). Seni realisme menurut Gustave adalah seni yang terbatas hanya pada observasi detail dari realitas. 2) Sejarah realisme Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran Raden Saleh (1814-1880) sebagai pelopor dan tangan pertama yang mempelajari teknik realisme secara langsung dari tempat asalnya. 3) Di Indonesia, ada sekelompok seniman yang meneruskan tradisi realisme. Kelompok itu bernama Persagi yang dimotori oleh S. Sudjojono, Dullah, Hendra Gunawan, Affandi, Basuki Abdullah, Agus Djaja, Henk Ngantung, Joko Pekik, dan masih banyak lagi yang lain. 4) Sejarah seni rupa realisme Indonesia dari masa kolonial, revolusi, kemerdekaan, Orde Lama sampai Orde Baru, tak satu pun yang menggambarkan kekejaman sebagai realitas masa itu. 5) Terjadi ambivalensi pada seni realisme di Indonesia setelah Reformasi. Realisme berjalan secara drastis. Penawaran yang diajukan melebihi kapasitas. Kekejaman pada waktu itu menjadi industri yang murah. Menurut Merwan Yusuf, ada dua pendekatan teori yang dapat digunakan untuk menganalisis realisme di Indonesia. Pertama, teori ekonomi Vilfredo Pareto (1848-1923) tentang prinsip residu dan derivasi. Kedua, teori agresi Konrad Lorenz dan Sigmund Freud yang sepakat bahwa kekejaman tidak dapat dihilangkan dari sejarah kehidupan manusia. Hal-hal tersebut bisa sangat nyata terekam dalam karya seni rupa para seniman di mana saja. Merwan Yusuf juga menyampaikan sifat mendasar dari teknik realisme, yaitu benda-benda yang ditangkap melalui proses empiris indrawi tidak dipengaruhi oleh ide subjek. Proyeksi benda adalah hasil metode interpretasi jiwa manusia. Keterikatannya pada fakta atau kejadian dan bukan pada apa yang diharapkan serta menumbuhkan upaya pengabstrakan dan idealisasi objek-objek. (MS)

Pelaku Seni Terkait :
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :