Dewan Kurator Internasional mencari penafsiran baru dalam membaca situasi seni rupa di negara-negara Non Blok. Yang Kemudian memunculkan kesulitan dalam mencari 'benang merah' seni rupa negara-negara Non Blok.
Sebenarnya sistem kurasi yang digunakan para kurator tidak bisa dikatakan salah. Kurator setiap negara memilih karya dari negara masing-masing, yang kemudian dikumpulkan untuk dicari issue yang kerap muncul dari pembacaan karya-karya tersebut hingga menjadi kesimpulan dasar penciptaan karya seni rupa di Selatan. Sayangnya, catatan yang diberikan Dewan Kurator Internasional dalam memaparkan dasar pemikirannya terlampau singkat sehingga menimbulkan salah tafsir.

*) Dokumen ini diterjemahkan dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris oleh IVAA dalam sebuah kerja sama dengan Asia Art Archive di tahun 2015, yang didukung oleh SAM Funds. Dalam penerjemahannya dokumen ini belum mengalami proses koreksi atau penyuntingan. Untuk pengoreksian/penyuntingan kami membuka kemungkinan kerja sama atau inisiasi dari pembaca, silakan hubungi arsiparis kami melalui alamat ivaa@ivaa-online.org