Kisahnya diambil dari pergumulan keseharian, yang menggambarkan begitu sulitnya menjadi subyek. Ada adegan Anak Pergi. Pelamar Kerja. Sulitnya Pacaran. Teks-teks tanpa Identitas dan upacara pembuatan perahu Pinishi. Semua digambarkan dengan adegan pencarian identitas sebagai perwujudan kegelisahan. (Cuplikan Teater Batu Ulekan di Atas Bedak dalam Festival Seni Surabaya '96)