Jakarta - Pameran biennale ke-8 tahun 1989 di Taman Ismail Marzuki, mencuatkan beberapa kejutan. Bukan karena banyak anak muda yang ambil bagia. Bukan pula karena 10 dari 46 pelukis yang tampil ternyata wanita. Tapi tiga dari empat pelukis yang memperoleh penghargaan berusia muda. Mereka adalah Boyke Aditya, Dwijo Sukatmo, Ivan Sagito dan pelukis senior Amang Rahman. 
Angin Segar.  Tentu saja ini merupakan angin segar bagi perkembangan seni lukis Indonesia - yang akhir-akhir ini hanya diwarnai oleh isyu harga lukisan yang tak terkendali. Para pemenang (yang berusia muda itu) terbilang wajah-wajah baru dalam peta seni lukis. Tetapi berkaca pada karya-karya yang dihasilkan, jelas merupakan indikasi mereka terus berproses dalam upaya pengukuhan diri. Karya yang baik tak akan pernah jatuh dari langit, melainkan lewat inovasi - mengasah bakat terus-menerus, agar terhindar dari perangkap stagnasi