ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Paper - Mengamati Seni Patung '86

Tanggal Publikasi : 22 Juli 1986
Deskripsi :

Dua kegembiraan yang ingin saya catat adalah pertama dimulainya penyelenggaraan Triennale Patung Jakarta tahun 1986 ini, sehingga cabang seni patung mendapat gilirannya secara terencana, untuk mendapat perhatian yang seksama, dengan minimal sekali tiga tahun dipamerkan di Taman Ismail Marzuki pada waktu mendatang. Dengan kemungkinan masih adanya kegiatan pameran kelompok patung tersendiri secara terpisah disamping penyelenggaraan triennale yang tetap, maka masyarakat akan lebih banyak berkesempatan menyaksikan perkembangan seni patung modern Indonesia daripada sekali saja dalam tiga tahun.

Kegembiraan kedua, berbentuk pemberian hadiah kepada karya pematung yang dianggap terbaik oleh sebuah Dewan Juri, sebagai permasalahan yang sama atas pemberian hadiah pada sebuah Biennale Seni Lukis Indonesia yang lalu dan terhenti sejak 1974. Sekarang atau baru dua belas tahun kemudian, dapat dihidupkan kembali pemberian hadiah itu, sebagai permasalahan yang saya anggap penting, sebagaimana saya mintakan perhatian kepada Dewan Kesenian Jakarta pula lewat penulisan evaluasi tenatang Biennal kepada Panitia, untuk dapat dilaksanakan kembali sebagai bentuk pertanggung jawaban yang konkrit daripada panitia penyelenggara Biennale. Adalah sebagai rangsangan dalam memacu kreativitas seni rupa, sekalipun terdapat protes tahun 1974. Protes, yang bisa bersifat obyektif maupun subyektif sekali, dan dengan alasan apapun tidak semestinya menghentikan usaha pertanggung jawaban dengan pemberian hadiah.

Apalagi kalau diyakini Panitia dan Dewan Jurinya atas ketepatan penilaian. Karena suara Juri mewakili dunia kritik seni Indonesia dengan hak dan kemampuannya menilai karya seni.

(Kutipan paragraf pertama dan kedua)

Pelaku Seni Terkait : Sunaryo , Rita Widagdo , Sudarmadji , Nyoman Nuarta , Edhi Sunarso , Semsar Siahaan , Kusnadi
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :