ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Paman Lengser di Bukopin.

Tanggal Publikasi : 23 April 1988
Deskripsi :

Cholid dan Linda mengutarakan bahwa Barli Sasmita Winata merupakan pelukis yang tergabung dalam Kelompok Lima, yang juga beranggotakan Affandi, Hendra Gunawan, Sudarso, dan Wahdi. Kelompok Lima sendiri merupakan cikal bakal terbentuknya Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) yang dimotori S.Sudjojono dan Agus Djaja. Menurut Cholid dan Linda, Persagi dianggap sebagai arus baru yang tidak searah dengan kecenderungan masa itu yang romantis naturalis. Paman Lengser merupakan julukan bagi Barli karena pernah terkenal memerankan Paman Lengser dalam “Lutung Kasarung” pada 1940-an. Cholid dan Linda mengungkapkan bahwa Barli menyebut dirinya tidak setenar Affandi. Meskipun demikian, Barli yang saat itu berusia 67 tahun beranggapan dirinya pantas mendapat apresiasi atas jasanya sebagai pengajar di bidang seni rupa. Barli pernah mengemban tugas sebagai pegawai Kementrian P&K pada 1957-1987. Sepanjang tahun tersebut, Barli juga merupakan dosen di Universitas Padjadjaran selama 29 tahun, setahun mengajar Seni Rupa di ITB, dan pernah menjadi dosen tamu di Universitas Andalas pada 1960-an. Barli juga menempa para calon pelukis di Sanggar Seni Lukis Jiwa Mukti miliknya. Beberapa pelukis yang sempat menimba ilmu pada Barli, di antaranya AD Pirous, Srihadi S, Yusuf Affendi, Popo Iskandar, Abas Alibasjah, dan Suparto.Menurut Cholid dan Linda, sosok Barli dapat dilihat lebih utuh saat melangsungkan pamerannya di Gedung Bukopin Jakarta, pada 12-17 April 1988. Dalam lukisannya, Barli konsisten mengandalkan garis-garis khas Haagsche School (Belanda), mengalir tegas, dan membentuk volume. Kedua penulis ini juga menuturkan bahwa keterampilan Barli terlihat menonjol pada lukisan “Gadis Desa” dan “Nenek dari Pliatan”. Kefasihan Barli dalam menggunakan warna tampak pada “Perahu Bali II”. Pameran yang berlangsung di Gedung Bukopin sungguh menggembirakan bagi Barli. Di antara 57 karya yang dipajang, 28 lukisan telah dibeli para penikmat seni. Terlebih lagi, lukisan “Gadis Pemetik Teh” dibeli dengan harga menjulang tinggi, yaitu 85 juta. Hasil tersebut kemudian disumbangkan ke Yayasan Jantung. Kegembiraan Barli sepadan dengan apresiasi para penikmat seni. (TS)

Pelaku Seni Terkait : Linda Djalil , Mohamad Cholid
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :