ivaa-online.org
PELAKU SENI

A.A.M. Djelantik

Bali, 21 Juli 1919 A.A.M. Djelantik dilahirkan di puri Karangasem. Djelantik dilahirkan dari pasangan Raja Kerajaan Karang Asem Anglurah Ketut Karangasem dan Makele Selaga. Pendidikan yang ditempuh oleh Djelantik dimulai dari Hollandsch-Inlandsche School/HIS Denpasar, Bali, kemudian ke Meerleetgebreid Langer Orderwijs/MULO, Malang Jawa Timur, lalu ke Algemene Middlebare School/AMS Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan di AMS, Djelantik berlayar ke Belanda dengan bermodalkan menjadi pesuruh seorang menneer Belanda. Pada 1946 Djelantik wisuda sebagai dokter di Gemente Universitet Amsterdam, Belanda. Djelantik disebut sebagai orang Indonesia pertama yang menjadi dokter lulusan luar negeri. Pada 1948 Djelantik pernah diasingkan ke Pulau Buru dikarenakan di anggap dekat dengan pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Djelantik diangkat menjadi Kepala RSUP Sanglah pada tahun 1960. Djelantik merupakan penggagas dan menjadi dekan pertama Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Pada 1969 – 1980, bertugas Di Somalia dan Afghanistan sebagai ahli Malaria WHO. Djelantik mulai melirik dunia kebudayaan ketika anaknya, yaitu Bulan Trisna menjadi penari Legong di Peliatan, Ubud. Pada kesehariannya Djelantik juga sering berdiskusi dengan guru-guru terkenal, seperti Biang Senggog, I Kakul, I Maria, dan Wayan Lotering. Djelantik juga pernah menulis buku yang berujudul ‘Balinese Painting’. Kemudian pada 1985 melakukan penelitian dengan mendatangi para pelukis Bali hingga menghasilkan kesimpulan pembabakan seni lukis Bali: wayang, lukisan klasik kamasan, Periode Pita Maha, dan modern Balinese painting. Di Wings Internasional, RSUP Sanglah, Denpasar, Dokter Anak Agung Made Djelantik (88) tutup usia dikarenakan sakit liver.https://m2indonesia.com/tokoh/sastrawan/a-a-m-djelantik.htm