ivaa-online.org
PELAKU SENI

Basuki Resobowo

Basuki Resobowo lahir pada tahun 1916, di Baturaja - Palembang, Sumatera Selatan. Basuki dikirim oleh pamannya di Jakarta untuk memasuki sekolah ELS (sekolah rendah untuk anak-anak Eropa), lalu meneruskan ke MULO (sekolah menengah pertama). Tetapi kemudian ia dikeluarkan ketika duduk di kelas dua. Ia belajar melukis secara otodidak. Pindah ke Yogyakarta dan belajar di Perguruan Taman Siswa serta belajar melukis bersama S. Sudjojono, dekat dengan lingkaran Persagi. Ketika masa pemerintahan kolonial Jepang, Basuki bekerja di Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Sidoso) bersama Basuki Abdullah dan Agus Djaja.

Selama masa revolusi Basuki Resobowo merupakan anggota SIM (Seniman Indonesia Muda) baik di Solo maupun  Yogyakarta. Ketika kembali ke Jakarta, tahun 1950 ia bergabung dengan GPI (Gabungan Pelukis Indonesia), dan pada 1954 bergabung asosiasi yang lain yaitu Masyarakat Seniman Jakarta Raya. Ia dipilih oleh Partai Komunis Indonesia sebagai calon pemilihan umum tahun 1955. Basuki dikenal juga sebagai salah satu pendiri Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat).

Di zaman revolusi, Basuki mengasuh majalah kebudayaan Patriot bersama Usmar Ismail, dan menjadi seorang pembuat dekor untuk pementasan sandiwara Petera (Penghibur Tentara dan Rakyat). Ia dikontrak oleh pemerintah untuk membuat sebuah potret pemimpin nasionalis dr. Sutomo, yang sekarang tergantung di Istana Kepresidenan. Peristiwa Tragedi 1965 telah membuat Basuki menjadi seorang eksil yang tinggal berpindah-pindah negara di luar negeri, tidak bisa kembali ke tanah air. Ia menyumbangkan esai tentang seni rupa kepada beberapa majalah, yang lalu dikumpulkan dalam buku "Seniman, Seni, dan Masyarakat" [1994]. Basuki Resobowo meninggal dunia di Amsterdam, 5 Januari 1999 dalam usia 83 tahun.