ivaa-online.org

Henk Ngantung

Henk Ngantung lahir di Bogor, 1 Maret 1921. Sejak kecil Henk ingin jadi pelukis, dan pada waktu remaja Henk sudah mengadakan pameran di Minahasa, tempat yang menjadi asal ayah dan ibunya sekaligus tempat Henk tumbuh sebagai anak-anak hingga remaja. Tahun 1937 Henk menetap di Bandung, kota yang menentukan kehidupan selanjutnya sebagai pelukis. Peristiwa penting lainya bagi kehidupan kepelukisan Henk Ngantung ketika di masa akhir Pemerintah Kolonial Hindia Belanda telah memberi kesempatan kepada pelukis-pelukis Indonesia untuk berpameran di lingkaran dan gedung kesenian milik pemerintah kolonial, yaitu: Bataviasche Kunstkring. Henk Ngantung menjadi salah satu dari empat peserta pameran yang berasal dari Indonesia, di Bataviasche Kunstkring bersama Soedjojono, Agus Djaya, dan Emiria Soenassa.

Henk Ngantung merupakan pelukis yang aktif pada waktu itu. Ia selalu menjadi peserta aktif dalam berbagai pameran, baik di masa pendudukan Jepang maupun masa Agresi Belanda. Pada Bulan Agustus 1948, di Hotel Des Indes, Jakarta, ia berkesempatan mengadakan pameran tunggal. Ia banyak berkeliling di seluruh pelosok Indonesia dan membuat sketsa. Dokumentasi sketsa-sketsa hitam putih yang dibuatnya, kemudian dirangkum dalam buku Sketsa-Sketsa Henk Ngantung (Sinar Harapan, 1981).

Sejak 1957 ia duduk dalam berbagai Panitia maupun Lembaga Negara dan juga mendapat kesempatan melawat ke berbagai negara di Eropa Barat maupun Timur, lalu Asia, Afrika, Amerika Serikat maupun Amerika Selatan. Sudah tentu juga pulau-pulau lain di luar Jawa. Henk Ngantung diangkat oleh Presiden pertama RI menjadi Wakil Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1960-1964) dan kemudian menjadi Gubernur DKI (1964-1965). Setelah menduduki berbagai jabatan tersebut, ia kembali menjadi pelukis dan tinggal Cawang, hingga akhir hayatnya. Henk Ngantung meninggal 12 Desember 1990.