ivaa-online.org
PELAKU SENI

Nindityo Adipurnomo

Nindityo Adipurnomo lahir pada 24 Juni 1961 di Semarang, Jawa Tengah. Pada 1981-1988, Nindityo menjalani pendidikan seni di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Selama 1986-1987, Nindityo juga mendapat ilmu seni di State Academy of Fine Arts, Amsterdam di Belanda. Nindityo kemudian juga beberapa kali mengikuti residen dan workshop, antara lain di "Residency in Bute Town Studio - The Visiting Art" di Cardiff, Wales (1999); "Residency in Fukuoka Asian Art Museum for the 2nd Fukuoka Triennale" di Jepang (2002); "Residency in Studio Joo Chiat Road 106-Lassale College of the Art_ Singapore" (2004); "Hongkong International Artists Workshop_Kowloon" di Hongkong (2005); dan "Residency in Amsterdam Graphic Studio AGA" di Amsterdam, Belanda (2006). Di tahun 1998, Nindityo terlibat dalam proses pendirian Galeri Cemeti.

Karya Nindityo mulai dipamerkan sejak tahun 1990 dalam pameran tunggal berjudul “THE FLOOR PATTERN” di Cemeti Art Gallery Yogyakarta, C_Line Gallery Jakarta, dan Foundation of Fine Arts, Amsterdam, Belanda. Di tahun yang sama, karya Nindityo juga dipamerkan dalam beberapa pameran bersama, antara lain: "INDONESIAN MODERN ART" di Municipal Gallery Filderstadt Stuttgart, Jerman; "INTRO-EXTRO VARIFORM" di Galeri Cemeti, Yogyakarta; "NOTHING IS EVERYTHING, EVERYTHING IS NOTHING" di Tropical Museum Amsterdam, Belanda; "THREE GENERATIONS, TRADITION AND CHANGE" di Amerika Serikat; "SAMA-SAMA" di Groningen dan Tilburg, Belanda, serta di Yogyakarta dan Jakarta, Indonesia; "INDONESIAN MODERN ART" di Oude Kerk Amsterdam, Belanda; "BIENNIALE IX" di Jakarta; dan "BIENNIALE VII" di Yogyakarta.

Penghargaan yang pernah diterima Nindityo antara lain adalah "John D. Rockefeller’s 3rd Award 2005" dari The Asian Cultural Council_New York) dan "Pratita Affandi Adi Karya" dari Institut Seni Yogyakarta.

Pada tahun 2015, Nindityo mengadakan pameran tunggal berjudul “Criminal Cabinet” di Ark Galerie. Alia Swastika, sebagai kurator di Ark Galerie, menjelaskan bahwa secara umum pameran tersebut mempresentasikan gagasan baru Nindityo untuk membangun kembali interpretasi terhadap karya lama. Dalam pameran tersebut, Nindityo menampilkan lagi lebih dari delapan karya lamanya, dengan cara presentasi yang baru. Selain itu, Nindityo juga memanfaatkan perkembangan teknologi berupa QR Code untuk mengajak penonton agar dapat lebih banyak berinteraksi dengan karyanya.

(profil ini ditulis pada Agustus 2016)

Sumber:

http://jogja.tribunnews.com/2015/11/22/solo-exhibition-nindityo-adipurnomo-lewat-criminal-cabinet

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjbra_nu8rOAhXDRo8KHYEkBpcQFggnMAE&url=http%3A%2F%2Fwww.gayafusion.com%2Fimages_upload%2F200706070635210.Curriculum%2520Vitae%2520NindityoAdipurnomo_2007.doc&usg=AFQjCNEkUgqzMmGlzF1HEBPNsHToGR8bMg&sig2=M_oEWpzQccJOGf92CrpoFw