ivaa-online.org

Nur Iswantara

Dr. Nur Iswantara, M.Hum. lahir di Sleman, 19Juni 1964. Dia adalah seorang aktor dan sutradara yang sudah lama berkecimpung dalam dunia teater dan film. Setelah selesai dari ASDRAFI Yogyakartatahun 1986, melanjutkan studi di ISI Yogyakarta jurusan teater. Kemudian dia melanjutkan studi diprogram pasca sarjana ilmu humaniora UGM. Padatahun 1999 Nur Iswantara berkolaborasi dengan beberapa seniman lintasbidang antara lain Budi S. Otong (teater), Yayat Surya (pelukisj, Hendrawan (keramikus), Wawan (Teater), dan Dindon WS. (teater) dalam pementasan yangbertajuk “Milleni Art” di Bali.

Selain menjadi pengajar di ISI Yogyakarta, ia juga menulis karya sastra dan buku pengetahuan baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa.Buku-Buku karyanya antara lain, Wajah Pantomim Indonesia (2007), Juragan Subeyajeka (novel-2009), Drama: Teori dan Praktik Seni Peran (2016), Kritik Seni, Seni Kritik (2016), Kreativitas Sejarah, Teori, dan Perkembangannya(2017). Tentu saja, sebagai ilmuwan di bidang teater Nur Iswantara tidak hanyapandai dalam hal teori, ia juga menulis naskah drama. Beberapa naskah dramayang dihasilkan antara lain Bunga Harapan (1993), Bayang-Bayang Bekakak(1997), Anak di Simpang Jalan (2001), dan Sang Penguasa atau Raja Korup(2004). Pada tahun 2018 Nur Iswantara menciptakan lakon Sendratasik Da IsTa atawa Kisah Awal Cinta Panembahan Senopati pada Retno Dumilah yang cukup memikat dan menyita perhatian masyarakat ketika ditampilkan dalam Festival Moyudan Bersatwa, di Kampung Satwa, Kedungbanteng, Sumberagung,Moyudan, Sleman.

Sampai sekarang masih mengajar di ISI Yogyakarta, ASDRAFI dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Selain itu dia juga aktif dalam berbagai organisasi kesenian antara lain Badan Kesenian Nasional Indonesia propinsi DIY, Gabungan Aktor Pantomim Yogyakarta, dan Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia Komda DIY.