ivaa-online.org

KARYA SENI

Bioskop dalam Bioskop

Pelaku Seni : Veronica Kusuma
Medium :
Tahun Pembuatan : 2009
Dimensi Karya : cm x cm x cm
Deskripsi :

Senen memiliki banyak cerita, segala pertarungan dari berbagai kepentingan ada di sana, saling berebut tempat untuk bertahan hidup. Kini Senen terbengkalai, termasuk kompleks Bioskop Grand dan Bioskop Mulya Agung. Pada 1950-an, ketika kompleks bioskop Grand mulai didirikan, seniman seperti Wim Umboh dan Misbach Jusa Biran menulis dan menyutradari film-filmnya. Pada 1980-an, ketika produksi film Indonesia mencapai lebih dari 100 judul pertahun, bioskop Grand dan Mulya Agung menerima limpahan penonton yang luar biasa. Sama seperti Rivoli, bioskop Grand bukanlah bioskop kelas dua seperti sekarang. Tapi kini bioskop Grand dan Mulya Agung di Senen tak lebih dari sebuah masa lalu. Terbungkus dalam debu dan ingatan akan kejayaan film nasional beberapa dekade lalu. Pergi ke bioskop Grand bukanlah sesuatu yang menyenangkan bagi kelas menengah atas. Tapi bagi kelas bawah, bioskop dengan tiket masuk seharga Rp. 4.000 ini adalah suaka hiburan terjangkau. Memutar film-film murah bergenre horor, erotik, laga maupun komedi, bioskop Grand mencoba melawan zaman dengan tetap memutar film-film produksi 1990-an. Seperti bioskop-bioskop kecil lainnya, bioskop Grand tak hanya menyediakan surga hiburan film yang murah, namun juga surga bagi kesenangan dan transaksi ekonomi seksual kelas bawah. Veronica Kusuma ingin memberikan alternatif lain, berupa pemutaran film gratis dengan film yang disukai penonton di sana, agar bioskop kembali menjadi tempat menonton film. Ia lalu membuat sebuah pemutaran film Indonesia yang memutar film Komedi Lawak 88 [Benyamin Koboi Insyaf] (Syamsul Fuad, 1986) dan Santet 2 [Wanita Harimau] (Sisworo Gautama Putra, 1989) dalam semalam untuk warga setempat. Bekerjasama dengan pemilik bioskop, Veronica Kusuma bersama timnya, yaitu Perdana Karthawiyuda, Ari Rusyadi, Tiffany Ayu Puspasari, dan Bobby Haryanto, juga membuat publikasi berupa poster dan selebaran acara.

(Karya ini merupakan bagian dari Jakarta Biennale XIII 2009 "Arena" - Lokakarya Situs Spesifik)

Image