ivaa-online.org

KARYA SENI

Cadar [Seri Mode Perempuan Muslim Indonesia]

Pelaku Seni : Angki Purbandono
Medium :
Tahun Pembuatan : 2003
Dimensi Karya : cm x cm x cm
Deskripsi :

Karya ini adalah salah satu dari seri Mode Perempuan Muslim Indonesia. Sosok dalam potret adalah Dian, 24 tahun, pengajar di sebuah taman kanak-kanak Islam di Yogyakarta.

Dicuplik dari Katalog Common Ground, 2003:
"Jilbab di Indonesia mempunyai sejarah perjalanan yang panjang, yang naik-turun sebagaimana hubungan politik antara pemerintah Indonesia dengan kelompok-kelompok Islam di negeri ini. Di awal 1980-an, perempuan Indonesia yang memakai jilbab bisa dihitung dengan jari. Kosa kata ‘jilbab’ pun baru mulai dikenal pada dekade ini. Sebelumnya, kita lebih terbiasa dengan pemakaian istilah ‘kerudung’. Kalangan praktisi pendidikan saat itu pun masih memperdebatkan mengenai boleh-tidaknya murid-murid perempuan mengenakan jilbab di sekolah. Pada tahun-tahun tersebut, tidak saja para perempuan berjilbab akan dianggap aneh, tetapi juga terdapat nuansa ketakutan di sana, mengingat pemerintahan Orde Baru meminggirkan kelompok Islam baik secara ekonomi, politik, maupun budaya. 

Namun, pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Soeharto, kelompok-kelompok Islam mulai mendapat hembusan angin sejuk. Di tingkat pusat misalnya berdiri ikatan cendekiawan muslim yang mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah. Terjadi gelombang spiritualitas baru pada kalangan menengah ke atas di Indonesia. Kalangan selebritis Indonesia yang mengenakan jilbab semakin banyak, pakaian muslim mulai masuk dalam rubrik-rubrik mode majalah-majalah perempuan, dan baju muslim pun lambat-laun menjadi baju untuk menghadiri acara-acara resmi --menggantikan kain dan kebaya. 

Menyusul pengeboman terhadap tempat-tempat ibadah non-Islam di Indonesia, bom Bali, dan peringatan resmi pemerintah atas kelompok Islam yang ekstrim dalam beberapa tahun terakhir, maka jilbab, berikut pasangannya, baju koko dan celana gamis, kembali menjadi sumber rasa curiga. Maka, jilbab tidak cuma punya satu makna, tapi berubah-ubah sesuai konteks waktu dan sejarah yang berlaku di negeri ini. 

Dalam proyek ini, saya mewawancarai dan memotret lima orang perempuan yang mempunyai sejarah serta ideologi yang berbeda-beda tentang jilbab. Ada Endah (24 tahun) yang sebagai bentuk kritik memutuskan untuk melepas jilbab yang dikenakannya sejak SMA. Ada Dian (25 tahun) yang justru bercadar untuk menyempurnakan ke-Islaman-nya. Ada Atik (23 tahun ), yang berjilbab sejak SMA untuk mendapatkan rasa aman dari gangguan laki-laki. Ada Riska (22 tahun), anak band yang terbiasa mengenakan jilbab tapi, toh, kadangkala iri melihat rekan-rekannya yang tampak lebih modis dengan rambut terurai. Dan ada Sitoresmi (57 tahun), artis film, yang menganggap baju muslim mahal bukan sebagai suatu kemewahan, melainkan suatu cara untuk tampil cantik di depan Allah.

Karya ini dirancang untuk bersifat interaktif. Di depan kelima foto para perempuan tersebut, akan ada peralatan audio, sehingga para pengunjung bisa mendengarkan hasil wawancara saya dengan mereka. Saya juga membuat kelima foto para perempuan tersebut dengan tinggi yang nyaris sama dengan ukuran aslinya dan dengan bagian kepala sengaja dibuat berlubang, sehingga memungkinkan kepala orang lain untuk masuk ke dalamnya."

Image