Taman Menteng punya sejarah panjang. Dari lapangan Viosveld pada 1921, hingga menjadi Stadion Menteng pada 1960-an yang kemudian menjadi markas klub sepakbola kebanggaan Jakarta: Persija. Tahun berganti. Kejayaan meredup dan sejarah membeku. Pada 2000-an, banyak kios dan pedagang kakilima turut mangkal di stadion, memberi alasan bagi pemerintah untuk menyingkirkan kekumuhan itu agar sesuai dengan komersialisasi yang diam-diam telah mengepung kawasan Menteng. Stadion Menteng dibongkar menjadi Taman Menteng pada Agustus 2006. Sekalipun tindakan melanggar hukum ini ditentang keras oleh publik, namun Taman Menteng tetap berdiri hingga sekarang, diminati banyak orang yang haus ruang terbuka hijau. Namun berapa orang yang masih ingat, pernah tahu, dan akan tahu, bahwa taman ini semula adalah sebuah stadion? Cecil Mariani menghadirkan kembali kenangan itu. Ia mencari foto dokumentasi majalah Tempo, mendapatkan 3 foto karya Ilham Soenharjo, membandingkan denah Stadion Menteng dan denah Taman Menteng, untuk mencocokkan posisi pandang orang atas foto itu. Foto-foto tersebut dicetak transparan, sehingga kita mendapatkan masa lalu dan masa kini pada saat bersamaan. Taman yang kita lihat sekarang, adalah juga stadion beserta kejadiannya yang terekam dalam foto itu. Cecil membagi ingatan dan menghadirkan kembali sejarah yang sudah lewat di dalam kenyataan ruang saat ini.

(Karya ini merupakan bagian dari Jakarta Biennale XIII 2009 "Arena" - Lokakarya Billboard)