ivaa-online.org

Sunaryo

Sunaryo lahir pada 15 Mei 1943 di Banyumas, Jawa Tengah. Ia kemudian mendapat pendidikan seni di Fakultas Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung (1962-1969) dan Studi Patung Marmer di Marble Technology, Carrara, Italia (1975). Di tahun 1995, Sunaryo membuka galeri yang ia beri nama "Selasar Sunaryo Art Space" di Bandung, Jawa Barat. Selain sebagai seniman, Sunaryo juga dikenal sebagai pengajar di Institut Kesenian Jakarta dan Institut Teknologi Bandung. Sunaryo terpilih menjadi Ketua Jurusan Seni Rupa, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB periode 1988-1992. Ia kemudian pensiun dari ITB pada tahun 2008.

Sunaryo sudah aktif berpameran sejak tahun 1970an. Salah satu pamerannya yang paling awal adalah adalah pameran tunggalnya di Carrara, Italia pada tahun 1975. Beberapa pameran tunggal Sunaryo selanjutnya antara lain:  "Seni Grafis" di Chase Manhattan Bank, Jakarta (1977); "Titik Nadir" di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung (1998); "A Stage of Metamorphosis" di Circle Point Art Space, Washington, Amerika (2001); "Poetry of Inner Dreams (works on paper)" di Singapura (2008); dan "Puisi Lubuk Mimpi" di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung (2009).

Sunaryo telah belasan kali menerima penghargaan. Beberapa diantaranya adalah: Pemenang Kompetisi “Bandung Lautan Api” (1983); Pemenang Sculpture Competition "Dasasila Bandung" (1984); Pemenang dalam International Competition and E Category Textile Exhibition “Creative Textile” (1985); Pemenang dalam Painting Competition “The Philip Morris Group of Companies Indonesian Art Awards 1994" (1994); dan “Honourable Mention” dalam Philip Morris Group of Companies Asean Art Awards 1995 painting competition (1995).

Pada pameran tunggalnya yang berjudul “Puisi Lubuk Mimpi”, Sunaryo memamerkan karyanya yang dihasilkan selama proses residensi di Singapore Tyler Print Institute (2007). Menurut Agung Hujatnika sebagai kurator, keahlian Sunaryo dalam mengolah medium, material, serta bahasa terlihat jelas dalam berbagai karya tersebut. Pada  setiap karya pada pameran tersebut terdapat elemen berupa gambaran sidik jari dan permukaan tangan Sunaryo. Hal tersebut dinilai merupakan cara Sunaryo untuk mengeksplorasi persoalan identitas manusia dan persoalan antara yang hakiki dan artifisial.

(profil ini ditulis pada Agustus 2016)

sumber:

http://www.selasarsunaryo.com/

http://www.galericanna.com/?p=30#!sunaryo/cusy

Katalog “Puisi Lubuk Malam” (702 Sun P)