ivaa-online.org

Tedjo Badut

Sutedjo, atau yang lebih dikenal dengan nama Tedjo Badut adalah salah seorang seniman serba bisa yang numpang lahir di Purworejo, pada 18 Agustus 1960. Hal itu karena kedua orang tuanya, kakek neneknya adalah anggota rombongan kesenian tradisional yang selalu berpindah dari satu kota ke kota yang lain, melakukan pementasan wayang orang atau ketoprak.

Sejak masih dalam kandungan, ia sudah diajak sang ibu pentas. Semasa kecil ia terlibat sebagai figuran, entah sebagai Gatotkaca kecil, kethek (monyet), atau figur apapun yang bisa diperankan anak-anak. Dunianya memang dunia panggung. Ia mengikuti rombongan dari tobong ke tobong menjelajah kota-kota, kampung-kampung di Madiun, Ponorogo, Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan berbagai kota lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pengalaman berkesenian sejak kecil membuatnya kaya akan pengalaman dan pengetahuan.

Di dunia panggung ia belajar kehidupan. Segala halyang berhubungan dengan panggung pentasakhirnya menjadi jalan hidupnya. Keahliannya bermain sulap, dipelajari saat menjadi asisten penjual obat di pasar malam. Semua dipelajarinya secara otodidak. Pada tahun 1970an, rombongan tobong yang diikutinya menetap di Yogyakarta dan melakukan pementasan wayang orang secara permanen di Taman Hiburan Rakyat (THR),—tempat itu kemudian dikenal dengan nama Purawisata. Ia kemudian bekerja di balik layar sekaligus menjadi penari Sendratari Ramayana THR Yogyakarta/Ramayana Ballet Purawisata.

Tedjo dikenal sebagai seniman yang jenaka dan pandai bergaul. Ia juga menyukai dunia anak-anak, dan merasa sangat dekat dengan anak-anak. Pada tahun 1990an, ia memutuskan untuk menjadi penghibur mandiri. Kadang ia harus menari, bermain sulap, menabuh gamelan, bahkan menjadi badut di acara ulang tahun anak-anak. Berbagai figur yang menjadi idola anak-anak ia tampilkan. Hingga akhirnya nama Tedjo Badut melekat dalam diriku. Ia menyadari bahwa profesinya sebagai penghibur anak-anak tidak dapat semata-mata mengabdi pada dunia itu saja. Ia acap kali juga melakukan aksi sosial juga melakukan aksi moral. Ia pun kemudian mendirikan Tedjo Badut Entertainment. Ia menjual brand “Tedjo Badut, Badutnya Yogya” dengan semboyan “Tedjo Badut Multitalent, Apa Wae Isa!”