Biennale Yogyakarta VII 2003 mengambil tema "Countrybution". Adapun Countrybution  adalah sebuah framework yang disepakti antara kurator dan tim seleksi biennale antara lain M Dwi Marianto, Suwarno Wisetrotomo, Samuel Indratma, Rain Rosidi dalam memberikan konteks sosial mutakhir dalam membaca beragam praktek seni rupa dan peran-peran seniman yang majemuk di Yogyakarta. Menciptakan konteks dalam hal ini adalah suatu upaya membentuk jaringan pemaknaan bagi representasi, menciptakan tempat, dan menampilkan korelasi karya-karya itu dalam tegangan ruang dan waktu sosial yang berjalan dalam suatu krisis yang mendalam pada berbagai segi.

• Seniman Wong Biasa Wae
• Rubber Time II
• Sumur Art
• Sirkus Dalam Kaleng
• In The Name of Prosperity
• Diklat Menuju Surga
• Euthanasi Art: Rumah Seni dan Pasar
• Keren dan Beken
• Papan Tulis 22/7
• Sitting Pretty
• Moral Skin Fables
• Distribute Yourself
• Mental Upgrading
• Unknown (Sekar Jatiningrum)
• Father and Son
• Surat Cinta Untuk Calon Presiden
• Demarkasi: Jangan Disentuh Tak Terkecuali Seniman
• Produksi Gula Jawa
• Kepedihan Pohon-Pohon
• Peti Pengharapan

• M Dwi Marianto
• Suwarno Wisetrotomo
• Samuel Indratma
• Rain Rosidi
• Mella Jaarsma
• Heri Dono
• Eko Nugroho
• Anusapati
• Pius Sigit Kuncoro
• Agus Suwage
• Soni Irawan
• Handiwirman
• Dipo Andy
• Sekar Jatiningrum
• Ugo Untoro
• Nano Warsono
• S Teddy D
• Bambang Toko Witjaksono
• Wildan Antares
• Bunga Jeruk
• Dadang Christanto
• Hanura Hosea
• Jompet Kuswidananto
• Brahma Tirta Sari Studio

• MES 56
• Geber Modus Operandi
• Daging Tumbuh