Suatu koleksi seni lukis modern Prancis yang tak ternilai harganya, milik bangsa Indonesia, belum lama ini ditemukan kembali setelah 'terpendam' selama lebih dari 30 tahun. Koleksi tersebut, yang terbesar berada di luar Prancis, kini telah direstorasi dan akan di pamerkan di Jakarta selama sekitar dua pekan dalam bulan Desember ini.

Koleksi ini sangat berharga, bukan hanya karena jumlahnya - tercatat sekarang 163 buah-, maupun nilai ekonominya - yang sulit ditaksir -, melainkan juga karena kaitan sejarahnya serta hubunganya dengan perkembangan seni budaya Indonesia.

Koleksi ini mewakili aliran Ecole de Paris dari dasawarsa 1950-an. Sejumlah seniman Perancis seperti Hans Hartug, Vasarely, pasangan Robert dan Sonia Delaunay, Magnelli, Charles Lapicque - semuanya sekarang sudah mencapai tingkat seniman dunia -, secara pribadi pada tahun 1959 menyumbangkan karya-karya asli mereka kepada bangsa Indonesia sebagai penghargaan untuk kemerdekaan yang belum lama diraih.

Belum seluruh koleksi ini selesai direstorasi. Sebagian yang sudah, Jumlahnya 79 buah, akan dipamerkan berdampingan dengan 47 karya sejumlah seniman Indonesia yang berasal dari periode yang sama, yaitu sekitar tahun 1950-an. Sebagian diantara karya seniman Indonesia ini merupakan koleksi Museum Nasional, yang juga diserahi menyimpan koleksi Perancis.

suatu koleksi yang unik, yaitu 11 karya cetak lino yang dihasilkan seniman Indonesia pada tahun 1967, juga akan melengkapi pameran yang diselenggarakan di Gedung Pameran Seni Rupa Depdikbud ini. Koleksi unik ini dibuat atas baiaya hibah dari Perancis dengan mengambil sajak gubahan Paul Eluard, Liberte, sebagai thema.

Berkaitan dengan pameran, diselenggarakan pula suatu diskusi seni rupa kontemporer, dengan pembicara Dr Toeti H. Noerhadi dan Dr Soedjoko pada pukul 10.00-12.00 WIB pada tanggal 12 Desember 1992 di tempat pameran.

Sumber : Katalog Pameran Paris ~ Jakarta Masa 1950 - 1960