ivaa-online.org

PERISTIWA SENI

Wawancara dengan Yustiono: Apa itu GSRB, pemberontakan modern, contemporary, postmodern, dari segi seni rupa?

Tanggal Penyelenggaraan : 3 Mar 2002@IVAA
Kategori Peristiwa : Lain-lain
Deskripsi :

Dalam wawancara ini, Yustiono menyebut pemberontakan seni rupa pada era 70-an di ITB timbul karena beberapa hal. Pertama, ada keinginan generasi muda untuk menunjukkan eksistensinya. Kedua, ada dorongan untuk menggoyahkan rezim yang telah dominan dan mapan dengan pemikiran-pemikiran baru. Ketiga, pada era tersebut banyak dosen senior yang bergaya seni formalistis sehingga generasi muda yang banyak berkiblat pada perkembangan seni rupa Barat pada masa itu (pop art, multimedia art, happening art) tidak mendapat tempat. Meski tidak dapat digeneralisasi dengan gerakan seni rupa yang sezaman lainnya, Yustiono menyebut ada benang merah yaitu semangat avant gardisme. Semangat tersebut mensyaratkan adanya kebaruan agar dapat eksis. Konvensi-konvensi lama yang sudah mapan perlu diruntuhkan dengan cara-cara kontroversial. Semangat pembaharuan dan pemberontakan itulah yang menurut Yustiono mengawali modernisme pada seni rupa Indonesia.

Yustiono menyebut pada era 80-an, ide posmodernisme belum muncul. Sementara istilah seni rupa kontemporer mulai dikenalkan oleh Jim Supangkat dalam Biennale Jakarta IX. Awalnya bukan istilah kontemporer yang dipakai, tetapi posmodern. Namun, pandangan Jim tersebut digugat banyak pihak dan akhirnya diubah menjadi seni rupa kontemporer. 

Yustiono menegaskan, ada banyak tafsiran tentang istilah kontemporer, antara satu kritikus dengan lainnya berbeda. Hal itu menurutnya disebabkan oleh belum adanya pandangan yang cukup mendalam tentang apa itu kontemporer tetapi sudah telanjur diwacanakan dan dipakai oleh para seniman. Bahkan ada kecenderungan istilah kontemporer digunakan agar seniman dianggap komersial dan karyanya laku. Yustiono sendiri memaknai kontemporer sebagai semasa atau sezaman dengan penulisnya (kritikus), seperti kecenderungan yang terjadi di seni rupa Barat. Kontemporer juga mempunyai prinsip khusus seperti menghilangkan dikotomi seni tinggi dan rendah serta memasukkan instalasi, performance, dan pembaharuan lain sebagai bagian dari seni rupa. Pemahaman yang seragam tentang apa itu kontemporer menurutnya penting untuk dapat mengidentifikasi karya, memahami dinamika, dan memunculkan wacana seni rupa yang sehat. (RC)

 

Arsip audio wawancara ini dapat diakses dengan menghubungi arsiparis IVAA melalui email archive@ivaa-online.org

Karya Seni Terkait :
Pelaku Seni Terkait :

Koleksi Dokumen

Judul Dokumen Tahun Terbit