PERISTIWA SENI
Tanggal Penyelenggaraan | : |
9 Jan 2001@IVAA |
Kategori Peristiwa | : | Lain-lain |
Deskripsi | : |
Kajian kritik seni pada diskusi kali ini mengangkat tema kritik seni dengan pendekatan etnografi dan pendekatan emansipatoris. Kedua pendekatan ini menitikberatkan pada kritik seni yang bukan berkutat pada masalah intrinsik dan estetika dari karya seni, melainkan kritik yang lebih multidisiplin dengan melihat konteks sosial dan masyarakat tempat di mana karya berasal. Nano Warsono mengajukan tawaran mengenai kritik seni emansipatoris yang berangkat dari keprihatinan bahwa kritik seni hanya menjadi humas atau juru tafsir dari seniman. Sedangkan dari sisi senimannya, sering kali hanya berfokus pada pembuatan karya, tanpa melakukan pertanggungjawaban konseptual terhadap karyanya. Tanggung jawab ini biasanya diberikan pada kritikus atau juru tafsir seni. Suatu kritik seni diharapkan berangkat dari persoalan faktual, menjadi counter budaya arus utama, dan bisa menjadi pemicu untuk adanya sebuah gerakan perubahan pada masyarakat. Dalam diskusi yang berlangsung, muncul pertanyaan tentang bagaimana penerapan kritik seni yang emansipatoris di tengah dunia seni rupa yang banyak aspeknya dikuasai oleh pasar dan pemodal. Banyak karya seni maupun kritik seni yang merupakan pesanan orang yang memiliki modal. Di sisi lain, karya seni juga masih perlu dijembatani untuk bisa dinikmati oleh publik yang lebih luas. Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memahami atau menikmati karya seni begitu saja tanpa dijembatani oleh kritikus atau kurator yang lebih memahami tentang suatu karya. Menanggapi pertanyaan tersebut, kedua pembicara bersepakat bahwa memang perlu ada bentuk baru dari suatu kritik seni. Kritikus diharapkan lebih berperan aktif dan bebas agar bisa membuat kritik yang memang berasal dari permasalahan yang ada dalam masyarakat maupun dalam wacana seni rupa. Idealisme tetap diperlukan dalam membuat sebuah kritik, agar juga muncul tawaran dan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Kritik seni janganlah hanya menjadi sebuah legitimasi dalam wacana arus utama, terutama wacana pasar dan kapitalisme. Keberadaan kritik seni menjadi penting sebagai cermin bagi seniman dan menjadi penyeimbang wacana dalam keberlangsungan dunia seni rupa. (AS) Arsip audio wawancara ini dapat diakses dengan menghubungi arsiparis IVAA melalui email archive@ivaa-online.org
|
Karya Seni Terkait | : | |
Pelaku Seni Terkait | : |
Judul Dokumen | Tahun Terbit |
---|