Aming Prayitno, lahir pada 1943. Ia pelukis lulusan kampus Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia ASRI Yogyakarta dan Koninklijke Acedemie voor Schoone Kunsten, Gent, Belgia. Aktivitasnya selain melukis adalah menjadi pengajar di FSRD ISI Yogyakarta. Aming mengawali karirnya pada tahun 1970, saat terjadi perubahan dan perkembangan seni rupa secara pesat di Yogyakarta dan Indonesia pada umumnya. Era tahun 1970-an adalah mulainya Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia yang dipicu oleh keresahan estetika beberapa mahasiswa ASRI di Yogyakarta dan Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung. Karakteristik lukisannya bicara tentang lingkungan.
Aming disejajarkan namanya dengan seniman seni rupa yang sangat populer antara lain dengan Nyoman Gunarsa, Djoko Pekik, H. Widayat, Nasirun, G. Sidharta, Soewandi, Edi Sunarso, Kusnadi, dan Godod Sutejo. Dia merupakan seniman yang mempunyai reputasi kuat dalam dunia profesional dan sejarah seni rupa Indonesia. Salah satu desain yang hingga kini digunakan oleh bangsa ini adalah desain logo Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI), karyanya dipilih oleh Departemen Dalam Negeri. Aming Prayitno salah satu pelukis yang paling sering diundang oleh Dewan Kesenian Jakarta dan ia juga merupakan salah satu dewan Juri Biennale Seni Lukis Yogyakarta yang disandingkan dengan nama-nama top dalam dunia seni lukis lainnya seperti Fadir, Amri Yahya, Dullah, dan Soedarso.
Kegiatan pameran yang pernah diikuti sejak tahun 1962 sampai sekarang, baik yang di dalam maupun di luar negeri antara lain di Galeri Milenium, Jakarta ‘Bukan Sekadar Tembang Kenangan’, Galeri 9 Yogyakarta ‘Menyambut Fajar Milenium Ketiga’, dan lainnya. Penghargaan yang pernah diperolehnya antara lain adalah pada 1972 Hadiah Seni Lukis Terbaik ‘Raden Saleh Prize’ di Jakarta, kemudian pada 1973 Hadiah Pertama Penciptaan Lambang KORPRI. Pada 1974 Hadiah Seni Lukis Terbaik pada Biennale Seni Lukis Indonesia I Jakarta, dan pada 1980 Hadiah Seni Lukis Terbaik pada Biennale Seni Lukis Indonesia IV Jakarta.