Tanggal Publikasi | : | 25 Juni 1995 - 1995 |
Deskripsi | : |
data adalah arsip IVAA yang berasal dari Kompas Minggu, 25 June 1995, ditulis oleh Kusnadi. Penulis menanggapi tulisan Hardi dengan berpendapat bahwa negara-negara dengan tradisi kuat mempilik seni modern yang kuat pula. Dan sebenarnya negara Selatan merupakan negara-negara besar dan berpengaruh di dunia Barat sejak zaman seni purba. Penulis memberi contoh karya Wang Yuqi, Zhao Ge, Li Shunji, Pacita Abad, Negarandeh Afshar, AD Pirous, Prof. Ahmed Muhammed Subrain, Salah El Melegy, Vincente Gandia, Bayu Utomo Radjikin, Mohamad Fazrin Mustofa, Gulgee, Yusup Ahmad, Anjolie Ela Menon, Nyoman Erawan, Sunaryo, Biranul Anas, Widayat, Edi Sunaryo, yang keseluruhan mampu menampilkan modernitas dalam karya masing-masing dengan cara yang berbeda-beda. Cina menampilkan modernitas melalui kejelasan sifat puitis karya dalam lukisan realis Cina. Tradisi dipertahankan sebagai bagian dari kejayaan Asia di masa klasik, karena karya-karya tersebut berpengaruh pada Barat modern melalui sapuan kuas dinamis dan vibratif khas Cina. Filipina menampilkan karya dengan motif primitif yang diolah menjadi karya yang seolah-olah abstrak. India menampilkan karya dengan kekuatan ide realistik yang dirangkum dalam kontemplasi besar. Keseluruhan karya memperlihatkan bahwa konfrontasi yang dilakukan tidak semata-mata menolak modernitas Barat. Tapi lebih pada mengolah proses modernitas yang berkembang di Selatan dengan melalui nilai-nilai lokal. |
Pelaku Seni Terkait | : | Kusnadi , Hardi , Wang Yuqi , Zhao Ge , Pacita Abad , AD Pirous , Salah El Melegy , Bayu Utomo Radjikin , Mohamed Fauzin Mustafa , Gulgee , Anjolie Ela Menon , Dede Eri Supria , Nyoman Erawan , Sunaryo , Biranul Anas , Widayat , Edi Sunaryo , Belkis Ayon |
Karya Seni Terkait | : | |
Peristiwa Terkait | : | Contemporary Art from Non Aligned Countries - Pameran Seni Kontemporer dari Negara-negara Non Blok |