Tanggal Publikasi | : | 28 Desember 1992 |
Deskripsi | : |
Kompas, 28 Desember 1992 Catatan Seni Rupa Kontemporer 1992 - Awal Kebangkitan KembaliSeni Rupa Kontemporer Tahun 1992 nampaknya seni rupa kontemporer mencoba bangkit kembali. Gejala ini bisa kita amati dari kegiatan yang cukupmenggembirakan. Ciri-ciri kecenderungan seni rupa kontemporer yang sempat saya catat sejak awal hingga kini, adalah sebagai berikut. Pertama, karya seni rupa yang bercirikan non liris. Kedua, penolakan terhadap pengkategorian seni murni, yaitu seni lukis, seni patung dan seni grafis. Berarti pula penolakan terhadap prinsip estetika high art yang lahir pada masa Reanissance. Upaya memperkenalkan idiomnya sendiri, yang mengacu pada situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan Indonesia. Ketiga, penolakan terhadap universalisme, merupakan penolakan terhadap kegandrungan pemikiran bahwa sejarah seni rupa Indonesia berada di dalam alur sejarah seni rupa modern yang mengacu padamitos Eropa dan Amerika.Keempat nilai estetis bukan satu-satunya nilai yang terpentingdalam karya seni, tetapi masih ada nilai kemanusiaan, nilai etikadan nilai sosial. Dimana tujuan penciptaan karya seni mampumenciptakan kesadaran baru bagi masyarakat. Kelima, pluralisme dalamperkembangan seni rupa merupakan suatu perjalanan yang sehat dansah.Demikian juga teknik, proses penciptaan dan bentuk-bentukvisual mengalami perubahan besar. Teknik melukis atau mematungsecara konvensional, ditinggalkan. Pengertian ruang pamer punberubah. Alam, keramaian masyarakat, rumah kost dan jalanan adalahruang pamer. |
Pelaku Seni Terkait | : | FX Harsono |
Karya Seni Terkait | : | |
Peristiwa Terkait | : | Binal Eksperimental Arts '92 |