"Pada waktu itu, yang banyak ngomongin soal... Maksudnya, nggak tahu. Semua kan punya interpretasinya sendiri soal... terhadap ini, terhadap Binal ini. Di KBS, kita nganggepnya kayak sebuah praktik, jawaban dari teori-teori yang selama ini kita omongin, kita obrolin. Kayak gitu. Soal dekonstruksi, gitu kan ya. Soal apa... hilangnya tekad antara apa... yang tersekat-sekat itu udah nggak relevan lagi. Gitu kan ya. Kalau dulu kan, oh, ini seni lukis, seni patung, grafis. Nah, yang kita bikin ini seni apa? Nah, itu. Itu jawaban dari kita; tapi teman-teman yang lain itu nggak tahu. Tapi, ketika beberapa orang dari media ngobrol dengan kita... mungkin ya, mungkin jawaban dari teman-teman kita, dalam hal ini Kris, itu lah jawaban yang mereka harapkan."

(Cuplikan Wawancara dengan Eggi Yunarso oleh Grace Samboh, terkait penelitian Sigit Pius Kuncoro dan Grace Samboh dalam projek IVAA Archive Retro: Biennale III Jogja & Binal Experimental Art 1992: Penggalian Kembali Sebuah Penanda Zaman)