Deskripsi |
: |
Beberapa bulan sebelum "Desember Hitam" di kampus STSRI ASRI diadakan pameran sketsa. Pada pameran tersebut, direktur STSRI ASRI marah karena cawatnya dipamerkan. Tapi dua hari berikutnya, ia ikut memamerkan sketsanya. Bagaimana anda menafsirkan peristiwa ini?
No. Panggil Perpustakaan IVAA
|
-
|
Judul
|
Celana Dalam, Politik, Dsb
|
Penulis
|
-
|
Penerbit
|
Tempo
|
Tahun Terbit
|
1975
|
Informasi lain
|
Terkait Desember Hitam
|
Kutipan
|
Paragraf 3 dan 4
Kelima mahasiswa diskors karena telah melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah tinggi tersebut. Dulu pernah mereka mengadakan pameran di Aula Sekolah Tinggi Seni Rupa. Yang mereka pamerkan lucu-lucu, dari mulai patung yang bengkok sampai dengan celana dalam yang sudah dipakai. Kalau sekedar celana dalam yang dilukis tentu tak apa-apa, itu kan punya nilai artistik. Nah, kalau celana dalam yang sudah dipakai dipamerkan, mana lagi nilai artistiknya? Kejadian seperti itu sudah lama berlangsung dan apa yang mereka lakukan di Jakarta dengan turut serta mengeluarkan pernyataan “Desember Hitam” itulah klimaksnya. Hal ini pulalah yang memaksa saya untuk mengambil tindakan. Apalagi sudah banyak keluhan yang disampaikan para dosen tentang banyaknya tindakan mereka yang tak sesuai. Tak sekedar itu. Dengan adanya “Desember Hitam” itu kami sampai dipanggil Pak Ali Sadikin. Desakan dari berbagai fihak inilah yang menyebabkan saya mengambil kebijaksanaan untuk menangguhkan pendaftaran mereka.
|
|