Deskripsi |
: |
Catatan:
Lokasi Teks
|
Judul Tulisan
|
Kata/Kalimat
|
Seni Rupa Indonesia dalam Kritik dan Esai
Halaman 65, 66, 67, 68, 69, 71, 72, 73
|
HINDIA YANG DIBEKUKAN: Mooi Indie dalam Seni Rupa dan Ilmu Sosial
Onghokham
|
dunia Timur;
romantik;
desa adalah poros kekuatan dinamisasi masyarakat;
orientalisme;
dimensi internasional;
cauvinisme;
fundamentalis;
egalitarianisme;
ologarkis;
teknik melukis Barat;
aliran romatisme;
pelukis istana;
pengkritik pedas konsep Mooi Indie;
pemandangan;
perempuan cantik;
selendang merah;
menyebar luas dan merakyat;
kuat berakar;
menerobos garis pemisah tradisional;
pelukis kaki lima;
nasionalisme;
dibelakang Mooi Indie terkandung konsep kiamat dunia;
marhaen;
populis;
romatikus-nasionalis;
berbudaya oral dan visual;
akademis dan literer;
kesatuan harmonis;
serasi;
abadi;
hukum adat;
disiplin ilmu Barat;
gotong royong;
sama rata sama rasa;
non-kapitalis;
|
Sumber: Tulisan ini pada mulanya dipublikasikan di Jurnal Kebudayaan Kalam, edisi 3, 2005, kemudian dimuat dalam Bachtiar, Harsja W., Peter B.R. Carey, Onghokham, Raden Saleh: Anak Belanda, Mooi Indie dan Nasionalisme. (Jakarta: Komunitas Bambu, 2009)
Tulisan ini dicetak ulang dalam buku yang informasinya di bawah ini.
Informasi Buku:
No. Panggil
Perpustakaan IVAA
|
702 Buj S
|
Judul
|
Seni Rupa Indonesia dalam Kritik dan Esai
|
Penyusun
|
Penyunting – Bambang Bujono, Wicaksono Adi
Periset – Bagasworo, Berto Tukan, Fuad Fuaji, Mahadika Yudha, Sulaiman Harahap
|
Penerbit
|
Dewan Kesenian Jakarta
|
Tahun Terbit
|
Cetakan Pertama, Januari 2012
|
Informasi Lain
|
|
Kutipan
|
Dari Penyunting (Bambang Budjono)
Mengapa Sebuah Bunga Rampai Kritik Dan Esai
Hal. xvi-xvii, Paragraf 5
Buku ini juga diniatkan untuk menegaskan bahwa prasarana seni rupa yang berupa tulisan adalah juga penyangga untuk lebih memungkinkan seni rupa berkembang. Tulisan menyebarkan lebih luas gagasan-gagasan yang muncul, dan dengan demikian semestinya ada tanggapan dari berbagai orang, dan karena itu dinamika pemikiran pun bergerak. Tidak semua tulisan seni rupa disajikan mendalam, dan ulasan seni rupa tak semua mencerminkan kualitas karya atau pameran yang dibahas, memang. Banyak ulasan yang kalah penting dibandingkan karya dan pameran yang dibahas. Sebaliknya, ada juga ulasan yang melebihi mutu karya atau pamerannya.
|
|