Deskripsi |
: |
Catatan:
Lokasi Teks
|
Judul Tulisan
|
Kata/Kalimat
|
Seni Rupa Indonesia dalam Kritik dan Esai
Halaman 169, 170, 171, 172, 173
|
Surat Kepercayaan Gelanggang
Surat Kepercayaan “Gelanggang Seniman Merdeka” Indonesia
|
ahli waris;
ukuran pemeriksaan nilai;
revolusi;
lapangan kebudayaan;
gagalnya Revolusi Agustus 1945;
politik kompromi;
masyarakat setengah-jajahan;
pekerja Kebudayaan Rakjat;
kultur rakyat;
kesenian;
ilmu;
industri;
kebudayaan asing;
kebudayaan kuno;
Kebudajaan demokrasi Rakjat;
Kultur demokrasi rakyat;
|
Sumber: Antariksa, Tuan Tanah Kawin Muda, Hubungan Seni Rupa-Lekra 1950-1965.
Yayasan Cemeti Yogyakarta, 2005.
Tulisan ini dicetak ulang dalam buku yang informasinya di bawah ini.
Informasi:
No. Panggil
Perpustakaan IVAA
|
702 Buj S
|
Judul
|
Seni Rupa Indonesia dalam Kritik dan Esai
|
Penyusun
|
Penyunting – Bambang Bujono, Wicaksono Adi
Periset – Bagasworo, Berto Tukan, Fuad Fuaji, Mahadika Yudha, Sulaiman Harahap
|
Penerbit
|
Dewan Kesenian Jakarta
|
Tahun Terbit
|
Cetakan Pertama, Januari 2012
|
Informasi Lain
|
|
Kutipan
|
Dari Penyunting (Bambang Budjono)
Mengapa Sebuah Bunga Rampai Kritik Dan Esai
Hal. xvi-xvii, Paragraf 5
Buku ini juga diniatkan untuk menegaskan bahwa prasarana seni rupa yang berupa tulisan adalah juga penyangga untuk lebih memungkinkan seni rupa berkembang. Tulisan menyebarkan lebih luas gagasan-gagasan yang muncul, dan dengan demikian semestinya ada tanggapan dari berbagai orang, dan karena itu dinamika pemikiran pun bergerak. Tidak semua tulisan seni rupa disajikan mendalam, dan ulasan seni rupa tak semua mencerminkan kualitas karya atau pameran yang dibahas, memang. Banyak ulasan yang kalah penting dibandingkan karya dan pameran yang dibahas. Sebaliknya, ada juga ulasan yang melebihi mutu karya atau pamerannya.
|
|