Tanggal Publikasi | : | 2011 |
Deskripsi | : |
Kesan pertama, Kapiparwa adalah jenis teks yang merekam cerita menggunakan pertunjukan wayang. Bahasanya tidak susah dan memasukkan bahasa Bali (sebagai contoh mbok, 'kakak perempuan') yang artinya bisa jadi cerita ini dituliskan belum lama. Manuskrip yang bervariasi meyakinkan kesan tersebut. Versi yang lebih panjang mengenai teks tersebut bergantung pada perlakukan ragam variasi Bhagawan atau pendeta dalam memanjangkan, tapi juga menyertakan berbagai kata kunci cerita tentang monyet yang muncul pada Ramayana. Teks biasanya dimulai dengan cerita mengenai Bhagawan Gottama. Nama Kapiparwa datang dari fakta yang berkiatan dengan sejarah mengenai monyet (kapi), khususnya cerita tentang Su(Bali) dan Sugriwa, dalam meditasi keduanya, dan dalam konflik oleh intervensi Rama. Bhagawan Gottama adalah ayah Anjani (atau Naranjani atau Ranjani) dari Dyah Jambikawati. Kecantikan Jambika yang seperti sinar surya dewa, Aditya, berharap bersetubuh dengannya, dan memberi Anjani sebuah hadiah berupa cucupu manik-astagina, sebuah kekuatan dalam bentuk perhiasan, supaya Anjani diam tentang apa yang Aditya lakukan. Jambawati melahirkan anak kembar, (Su)Bali dan Sugriwa. Karena sikembar adalah mudir Gottama, mereka diminta untuk meminta manik-astagina pada Anjani, yang diberikan oleh seorang pendeta hebat. Kemudian mereka menghadap ayah mereka untuk menanyakan hal teserbut. Ketika ayahnya menanyakan Anjani tentang perhiasan tersebut, ia memintanya untuk memecahkan perhiasan tersebut, Bali dan Sugriwa pun berubah menjadi monyet. |
Pelaku Seni Terkait | : | Adrian Vickers |
Karya Seni Terkait | : | |
Peristiwa Terkait | : |