Didikan Barat dan Didikan Pesantren – Menuju ke Masyarakat yang Dinamis
Didikan Barat dan Didikan Pesantren – Menuju ke Masyarakat yang Dinamis
Tanggal Publikasi
:
1948
Deskripsi
:
Lokasi teks
Judul Tulisan
Kata/Kalimat
Polemik 2 – Didikan Barat dan Didikan Pesantren Halaman 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86
Didikan Barat dan Didikan Pesantren – Menuju ke Masyarakat yang Dinamis, Sutan Takdir Alisjahbana
didikan pesantren; didikan Barat; bercorak Barat; bercorak asli; sekolah pegawai;
No. Panggil Perpustakaan IVAA
-
Judul
POLEMIK KEBUDAYAAN Pergulatan Pemikiran Terbesar dalam Sejarah Kebangsaan Indonesia
Penyusun
Penulis – Sutan Takdir Alisjahbana, Sanusi Pane, Dr. Purbatjaraka, Dr. Sutomo, Tjindarbumi, Adinegoro, Dr. M. Amir, Ki Hajar Dewantara Pengumpul – Achdiat K. Mihardja Editor – Tim Editor Balai Pustaka Desain Kover – Dimas Nurcahyo Penata Aksara – Kunti dan Sakun Penyelaras Bahasa – Sri Kartini K. Pardede
Penerbit
PT Balai Pustaka (Persero) Jalan Gunung Sahari Raya No. 4 Jakarta 10710 Telp. (021) 3451616 Fax (021) 3855736 BP. No. 1661
Tahun terbit
Cetakan pertama - 1948
Informasi lain
-
Kutipan
Kata Pengantar (Balai Pustaka) Hal. Vi, paragraf 3,4
Ada baiknya kita merenungkan kembali konsep keindonesiaan yang digulirkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana. Konsep yang sangat visioner dalam memandang Indonesia ini mendapat tentangan dari banyak tokoh kebudayaan dan pendidik Indonesia pada masa itu. Polemik – yang kemudian kita sebut sebagai Polemik Kebudayaan – ini membuka pandangan dan wawasan bangsa Indonesia bahwa mereka benar-benar ada perbedaan nyata dalam memandang titik tolak Indonesia sebagai bangsa. Perbedaan ini akan menentukan langkan bangsa Indonesia ke depan. Sedemikian ramainya pembicaraan tentang polemik yang terjadi saat itu, tetapi tidak semua orang mengenal pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana dan pemikiran orang-orang yang bersebrangan dengannya. Polemik ini menjadi acuan yang sangat relevan saat ini untuk dikaji kembali. Tujuannya agar kita bisa melihat kembali konsep kebudayaan Indonesia yang semakin carut-marut ditelah oleh masalah-masalah yang berkepanjangan.