Seni Lukis Indonesia Masa Jepang Sampai Lekra
BAB 4
Halaman 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119
|
Seni Lukis Indonesia Masa Jepang Sampai Lekra
BAB 4
Halaman 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119 |
paradigma kerakyatan;
wacana kontekstualisme sebagai suatu kebenaran dalam seni lukis;
kemajemukan;
sintesis kultural;
objek lokal;
seni primitif;
kesimbangan estetika;
jiwa stirm und drang;
verbalisme;
peran sosial;
maturasi spiritual;
jiwa ketok;
kondisi sosiokultural;
plothotan;
sisi humanis;
suasana yang muram ekspresif;
aksipolisonal;
warna lokal;
romantisme;
menggores yang ekstrover;
bersuasana fantastis;
ideologi kerakyatan revolusioner;
memberantas avonturisme;
quasimodern;
turun ke bawah;
masuk hutan;
tuna rungu;
warna-warna suram;
hiasah geometrik;
suasana liris;
realistis fotografis;
materialisme historis;
displaced person;
pseudo art;
tradisionalisme;
realiteit nasi;
realiteti langit;
seniman Lekra dan karya-karyanya mempunyai fungsi dan peran mendidik politik dan rasa indah;
progresif revolusioner;
kembali ke realisme;
kesenian formalistik;
kebebasan mengeluarkan pendapat;
kebebasan kreativitas;
manifes kebudayaan;
inner conflict;
liris;
|