Deskripsi |
: |
Mengingat bentuk dan pemikiran yang dituangkan dalam acara Biennale ini cukup luas dan mencakup, Dewan Kesenian Jakarta bersama Dewan Kurator menyepakati kata "BEYOND" sebagai kata kunci dalam ajang Biennale. Pemilihan tema dengan tajuk "BEYOND" dalam bahasa Inggris tentu akan mengundang pertanyaan: apakah tak ada kata dalam bahasa Indonesia yang lebih sesuai untuk dikenakan? Hal ini tentu tak bisa dijelaskan dengan mudah, mengingat kata itu bukan dimaksudkan sebagai sebuah definisi atau pun dalil dari sebuah teori, melainkan sebuah pembacaa terhadap berbagai fenomena budaya dan perkembangan seni rupa Indonesia yang memiliki pola khas dan “menyimpang” dari perspektif dan konstruksi pemikiran yang lazim; atau, sejarah perkembangan seni dan budaya modern kita yang “subvertif” sesungguhnya tidak dapat ditaklukan hanya dengan teori yang terbatas.
|
Dengan terbatasnya teori dan metode pembacaan akan realitas budaya dan seni saat ini, terutama karena perkembangan kehidupan dan pemikiran bersifat organik, kata “BEYOND” merujuk pada pengertian organic itu dalam memandang kenyataan-kenyataan saat ini, termasuk kehidupan seni rupa kita. Sebab kenyataan yang “subversif” atau “menyimpang dari arus pemikiran bisa berarti positif ataupun negative, bisa berarti “melampaui”, “melintasi”, “mengatasi”, “di luar” dan seterusnya. Kata BEYOND di sini berpadan pada pengertian-pengertian yang terakhir itu, dan padanan kata itu menunjuk pada penafsiran terhadap kenyataan-kenyataan masa lalu maupun masa kini dari seni rupa Indonesia. |