Tanggal Publikasi | : | 14 Juli 1987 |
Deskripsi | : |
Pameran semacam ini dulu pernah gaduh yang ditimbulkan para pelukis muda, baik dari segi usia maupun segi mencipya, merasa tersinggung. Soalnya mereka pikir di negeri Pancasila ini kok masih ada pengkotak-kotakan, perbedaan-perbedaan dan lain sebagainya. Akhirnya proses pun muncul dengan gaya yang kenes tapi uniek. Disebutnya pameran tersebut sebagai "Desember Hitam" atau juga "Desember Kelabu", pokoknya macam-macam. Mereka membawa bunga-bunga kematian yang diletakkan di depan pintu ruang pameran. Sehingga tokoh-tokoh senior seperti Zaini almarhum, Rusli, S. Sudjojono almarhum dan lain-lain agak kecut hatinya. Proses pelukis muda ini mencapai klimaks ketika ternyata yang dimenangkan dalam Pameran Seni Lukis Indonesia terdiri dari lima pelukis senior. Tentu saja menjadikan yang muda yang melukis garang penuh emosional. Namun dalam perkembangannya sekarang, dan mungkin pihak penyelenggara telah banyak mengambil hikmah dari berbagai peristiwa yang dialami, sehingga perlu mencoret istilah "muda" dan "senior". Sekarang yang muda dan yang tua merasa tenteram karena yang dihadapi sekarang tidak lagi ada perbedaan golongan diantara mereka. |
Pelaku Seni Terkait | : | Tjok Hendro , Sanento Yuliman , Rusli , Ahmad Sadali , Umar Kayam , Zaini , S Sudjojono , Sudjoko , Sudarmadji |
Karya Seni Terkait | : | |
Peristiwa Terkait | : |