Tanggal Publikasi | : | 25 Februari 1985 |
Deskripsi | : |
Jadi dwisula pendidikan kita nampak sebagai canggah (galah) yang candal. Sula (tongkat) umum ialah emas gemilap bertatahkan permata, terarak-arak dan teranjak-anjak (termanjakan), sedangkan sula kejuruan cuma seperti rosokan gabas (kasar) saja. Pendeknya, ini sejalan dengan sosiologi awam : bahwa masyarakat itu terdiri dari lapis pintar dan lapis pandir, lapis otak dan lapis otot. Yang pintar tentu saja mengatasi yang pandir. Atasan itu pintar karena punya waktu luang yang diisinya dengan kerja otak. Kebutuhan hidupnya, seperti makan dan papan disiapkan oleh lapis pandir yang habis waktunya oleh kerja membanting tulang demi nafkah yang pagi dikais, petang dimakan. (Kutipan paragraf ketigabelas dan keempatbelas) |
Pelaku Seni Terkait | : | Sudjoko |
Karya Seni Terkait | : | |
Peristiwa Terkait | : |