ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Essay - Narafilm Adikota dan Kerja Keras 'Cacah Kuricakan'

Tanggal Publikasi : 21 September 1987
Deskripsi :

Kalau film melukiskan dunia kota, kalau pekota main sebagai pekota, itu biasa. Yang punya film kan kota...

Sekarang, bagaimana kalau pedusun main sebagai kotawan megah, sebagi direktur atau dokter atau mahasiswa?

Itu tak pernah kita lihat. Rupanya itu mustahil. Mustahil ?

Sebaliknya, pekota kita ini rupanya merasa wajar saja kalau main sebagai pedusun, termasuk yang bertampang fashion model dan indo. Wajar ? Mengapa ? Mengapa tidak mustahil ?

Menurut saya, secara pukul rata saja dengan melihat hasilnya di Indonesia. Jangankan kotawan sebagai pedusun. Sebagai kotawan jembel saja mustahil. Mengapa ?

Karena antara kotawan mapan dengan kotawan jembel itu ada jurang besar, apalagi dengan pedusun. Jurang ini makin menganga, sebab yang mapan kini memisah diri dalam bioskop ber-AC, mobil, supermarket, hotdog dll, sedangkan dunia jembel masih yang dulu-dulu saja. Oleh "gerakan wajah indo" bahkan kotawan - mapan yang mencari makan di film... pecah. Ini paling kentara di Jakarya, yang justru menjadi pusat pertayangan sebangsa. Karena itu, sebetulnya menarik juga untuk membandingkan film/siaran buatan jakarta dan buatan kota lain.

(Kutipan paragraf kelima sampai kedelepan)

 

Pelaku Seni Terkait : Sudjoko
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :