Tanggal Publikasi | : | 12 Maret 1989 |
Deskripsi | : |
Seruan Mustika "seni grafis memang benar-benar perlu" bersambut dengan pekik Setiawan "seni grafis perlu diberi hak hidup". Ini terdengar janggal di dalam pembicaraan suatu seni yang telah tumbuh memperlihatkan perkembangan yang cukup berarti (bagaimanapun juga) selama satu abad. Selama satu abad: bukan 45 tahun, bukan 50 tahun, sekiranya kita memperhitungkan kenyataan bahwa Raden Saleh membuat litografi dan masyarakat kolonial dalam sejarah kita tidaklah sepi sama sekali dari seni grafis. Memang, hingga kini perkembangan itu - meminjam kata-kata Setiawan, "tidak sedinamis apa yang terjadi dalam seni lukis", tersendat-tersendat', "belum setegap derap seni lukis'. Oamerannya, berlawanan dengan yang coba digambarkan Mustika ("sering", katanya), tergolong jarang dan tidak teratur. Tak heran jika Setiawan berani menilai "hingga kini apresiasi terhadap seni grafis di masyarakat luas, masih minimal". Banyak pegrafis tampil, lalu menghilang tak tentu rimbanya. (Kutipan paragraf kelima dan keenam) |
Pelaku Seni Terkait | : | Mustika , Setiawan Sabana , Sanento Yuliman |
Karya Seni Terkait | : | |
Peristiwa Terkait | : |