ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Essay - Medan Seni Lukis Kita : Permasalahan

Tanggal Publikasi : 20 Januari 1990
Deskripsi :

Boom” lukisan di Indonesia mengakibatkan semakin tampak tegas potongan antarunsur penggerak di dalam medan seni rupa Indonesia, yang meliputi lembaga pendidikan seni rupa, seniman, galeri, sponsor, pusat kesenian, penulis seni rupa, hingga kolektor.Boom” lukisan di Indonesia disangga oleh tiga unsur, yaitu galeri (swasta dan komersial), sponsor, dan kolektor. Ketiga unsur tersebut memberikan dorongan semangat dan gairah serta melengkapi unsur-unsur di seni rupa yang sudah ada sebelumnya. Saling memengaruhi inilah yang menggerakkan interaksi sosial dan membentuk medan seni rupa.

Persoalan yang timbul kemudian adalah kolektor, sponsor, dan galeri menjadi pemegang kuat peranan utama melalui dana. Di lain pihak, informasi tentang seni rupa (secara bacaan, wawasan, dan penciptaan karya) hanya ada di sejumlah seniman, penulis, dan kalangan pendidikan seni rupa. Lewat bacaan dan pendidikan, seniman memiliki hubungan dengan dunia seni rupa internasional. Hal ini berperan dalam proses penciptaan karya yang dihasilkan seniman Indonesia dalam hal medium. Penjelajahan medium seniman hingga hubungan dengan dunia internasional memberikan pencapaian tersendiri dalam seni rupa Indonesia. 

Dominasi unsur-unsur penyangga utama dari “boom” lukisan menghasilkan beberapa permasalahan yang perlu dicermati dalam medan seni rupa Indonesia. Beberapa permasalahannya adalah 1) adanya proses “pemiskinan seni lukis” yang terlihat dengan adanya penyusutan jenis media, tema, hingga gagasan dibandingkan tahun 1970 sampai 1980. Hal ini mengakibatkan adanya proses pengucilan diri seni rupa Indonesia dari luasnya informasi seni rupa dunia. 2) Adanya pengistimewaan terhadap seni lukis yang dianggap lebih tinggi dari seni rupa lainnya, bahkan pengistimewaan karya seni lukis cat di atas kanvas. Di sisi lain, seni patung sangat berpeluang dalam pembangunan kota-kota di Indonesia sebagai “seni publik”. 3) Kesenjangan antara koleksi pribadi dan koleksi publik yang tidak imbang. Hal ini membuat anak didik pendidikan seni enggan berminat ke arah karya untuk “seni publik”. 4) Adanya pemusatan di Jakarta akibat dari banyaknya orang kaya sebagai kolektor yang ada di sana. Masalah desentralisasi ini meliputi juga penyebaran informasi, ceramah-ceramah, dan pameran seni rupa ke berbagai daerah. Beberapa masalah tersebut, kemiskinan dan ketidakberkembangan informasi, memperlihatkan belum terbentuknya pola-pola perilaku seimbang di medan seni rupa. (ATH)

Pelaku Seni Terkait : Sanento Yuliman
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :