Sebagai teks yang berada di persimpangan kesadaran, Sumpah Pemuda sepenuhnya hadir sebagai teks yang terbuka pada penafsiran selanjutnya.

Demikian pula halnya dengan arsitektur Indonesia yang juga lahir sebagai teks 'depan sadar'. Kembali lagi pada "apa itu arsitektur Indonesia?" Apakah arsitektur Indonesia adalah 'kumpulan' arsitektur daerah dari sabang sampai Merauke seperti yang dipentaskan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta ? Atau seluruh arsitektur di Indonesia ? Khususnya lagi, seluruh arsitektur yang dihasilkan setelah era 1945 sampai saat ini? Ataukah buah karya arsitek yang berwarga negara Indonesia ? Atau karya arsitek yang dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia ?  Atau arsitektur yang Indonesiawi ?

(Cuplikan paragraf keenam dan ketujuh dari liputan media berjudul "Arsitektur Indonesia Menuju Kesejagatan (1)" yang dimuat pada harian Kompas, Minggu, 18 Agustus 2002)