ivaa-online.org
KOLEKSI DOKUMEN

Tulisan Lepas - Grafiti, Ekspresi Periferal Budaya Massa

Tanggal Publikasi : 28 April 2002
Deskripsi :

Secara psikologis, tentu saja grafiti berperan membantu terbentuknya masyarakat terlibat, masyarakat yang peduli merespons situasi tertentu, meskipn pelaku respons kadang-kadang bisa dinilai anonim, tak terlacak identitasnya. Celakanya grafiti sebagai bagian alter ego setiap orang, maka grafiti bisa menjadi perpanjangan ekspresi psikologis terdalam, dengan menyetujui persepsi psikoanalisis Karlv GustavJung misalnya, yang menyinggung perihal naluri obsesi alam bawah sadar manusia yang memohon terakui, tak berhenti sebagai manusia ilusif yang lahir di tengah penggombalan mitos kultur puritan.

Tentu saja, tetap ada paradoks dengan maraknya grafiti, apalagi bagi pihak yang terkait dengan Dinas Tata Kota bisa dianggap sebagai ekspresi kurang terorganisir dan tak mendapat tempat yang layak. Untuk mengeliminir pandangan semacam ini, sementara grafiti harus terus harus dihargai sebagai karya seni ekspresif yang mandiri, dalam konteks pernyataan politik atau bukan sama sekali, maka perlu terperhatikan tempat khusus yang menjadikan grafiti sebagai totalisme berekspresi yang tidak merugikan pihak tertentu, pastilah dalam hal ini membuat berang pihak Dinas Tata Kota atau Pemerintah Daerah Setempat.

 

(Cuplikan paragraf kelima dan keenam dari tulisan lepas Satmoko Budi Santoso berjudul "Grafiti, Ekspresi Periferal Budaya Massa" yang dimuat pada harian Kedaulatan Rakyat, Minggu, 28 April 2002)

Pelaku Seni Terkait :
Karya Seni Terkait :
Peristiwa Terkait :