Tanggal Publikasi | : | 18 Juni 2003 |
Deskripsi | : |
Yogyakarta sebagai warga kota dunia, mana wajahnya ? Dari mana publik mengenali wajah kota Yogyakarta ? Mungkin cukup lama kesan Pal Putih (Tugu) di perempatan Jalan Sudirman-Mangkubumi-Diponegoro-AM Sangaji menjadi "simbol". Pameran foto Iklan Ruang Publik kota Yogyakarta di Bentara Budaya Yogyakarta, beberapa saat lalu, seakan ajakan mengenali kembali wajah Yogyakarta, yang seakan disimpulkan sederhana : wajah (udara kota) Yogyakarta - wajah iklan (luar ruang). Persoalannya bukan pada iklan. Melainkan kesewenangan memperlakukan ruang publik. Kota dan pemerinatah kota mana di Indonesia yang arif dan bijaksana mengelola ruang publik ? Jangankan mengelola ruang publik "di udara", di darat, di atas permukaan tanah saja tak terurus. Mana ada trotoar kota di Indonesia berfungsi 100 persen ? (Cuplikan paragraf ketiga hingga kelima dari liputan media berjudul "Ruang Publik dan Uang Publik" yang dimuat pada harian Kompas, Rabu, 18 Juni 2003) |
Pelaku Seni Terkait | : | |
Karya Seni Terkait | : | |
Peristiwa Terkait | : |