YOGYAKARTA sebagai kota yang mendapat julukan kota pendidikan dewasa ini mestinya harus diulas kembali. Pasalnya ikon yang menandakan pendidikan kini tergantikan iklan.

Nuansa komersialisasi ruang publik sangat terasa ketika kita jalan-jalan menyusuri setiap sudut kota karena dimanfaatkan semata-mata hanya untuk iklan. Bahwa iklan-iklan di ruang publik bertebaran di seluruh penjuru kota Yogyakarta.

(Cuplikan paragraf pertama dan kedua dari tulisan lepas Kholilul Rohman Ahmad berjudul "Pemandangan Iklan di Yogyakarta" yang dimuat pada harian Bernas, Senin, 23 Juni 2003)